968kpfm, Samarinda - Hujan deras yang mengguyur Kota Tepian selama lebih dari 5 jam pada Senin (15/6/2020), menyebabkan terjadinya tanah longsor di Jalan Damai, Gang Intifadah, RT 27, Kelurahan Sidodamai, Kecamatan Samarinda Ilir.
Imbasnya, akses jalan umum masyarakat menjadi terputus sehingga menghambat aktivitas warga. Selain itu, musibah longsor ini menyebabkan tiga rumah penduduk mengalami kemiringan dan retak di bagian lantai serta temboknya.
"Kan, hujan deras itu terjadi sekitar pukul 02.00 WITA. Kemungkinan setelah subuh tadi terjadi longsor," warga terdampak, Pawitri (40), Senin (15/6/2020).
Pawitri menyebutkan, sebelumnya kondisi jalan masih bisa dilalui oleh kendaraan, tetapi saat ini sudah tertutup oleh tumpukan tanah. Menurutnya, kejadian ini memang sudah berkali-kali terjadi.
Terakhir, musibah yang sama terjadi pada bulan Januari lalu, dimana reruntuhan tanah hampir menimpa rumahnya. Warga menduga, kegiatan pembangunan perumahan di kawasan itu menjadi salah satu faktor yang menyebabkan musibah longsor.
"Sebenarnya saya sudah mengadu berkali-kali kepada pekerja lapangan. Namun kurang mendapat respon," ungkapnya.
Warga sekitar sebenarnya tidak tinggal diam menanggulangi musibah ini. Pawitri membeberkan, hampir setiap hari suaminya mengeruk parit agar aliran air berjalan lancar. Namun, usahanya seakan sia-sia karena selalu tertutup tumpukan tanah.
"Kami berharap pemerintah ataupun pengembang bisa segera bertindak. Paling tidak bisa dikembalikan seperti semula agar musibah ini tidak terjadi lagi," ujarnya.
Senada dengan Pawitri, salah satu tokoh masyarakat, Fahroni menuturkan, pihaknya sudah seringkali membahas permasalahan ini dengan para pengembang. Bahkan, pihak kelurahan juga turut serta dalam pembahasan tersebut.
"Ini sebagai langkah antisipasi agar pengembang bisa bergerak cepat mengatasinya. Jangan sampai warga melapor dan menjadikan masalah ini sebagai suatu tindakan pidana," tegas Fahroni, Senin (15/6/2020).
Pria yang akrab disapa Oni ini menilai, dalam menyelesaikan masalah ini, pihak pengembang tidak konsisten mengerjakannya. Justru para pengembang ini semakin fokus untuk membangun perumahan.
"Mereka hanya fokus membangun perumahan. Bukan kepada permasalahan yang ada di masyarakat," sebutnya.
Oni berharap agar para pengembang bisa mendengar apa yang menjadi keluhan masyarakat, sehingga permasalahan ini bisa terselesaikan tanpa mendapat protes dari warga sekitar.
"Kami mau mereka fokus menyelesaikan permasalahan ini. Jadi pembangunan perumahan yang mereka kerjakan tidak bermasalah dan berdampak negatif terhadap warga sekitar," pungkasnya.
Penulis: Fajar
Editor: Maul
Benua Etam
Terima Silaturahmi Masyarakat Umum, Gubernur Kaltim Berikan Santunan Kepada 1.000 Penerima15 Jun 2020