Adaptasi perubahan iklim jadi hal yang dikampanyekan CeCUR. Penyediaan ruang publik terpadu yang ramah lingkungan di bantaran Sungai karang Mumus, Kawasan Pasar Segiri, Samarinda menjadi tujuan akhir dari proyek ini.
***
968kpfm, Samarinda - Program adaptation fund yang dicanangkan Center for Climate and Urban Resilience (CeCUR) punya mimpi besar. Yakni membangun ruang publik berketahanan iklim di kawasan Sungai Karang Mumus atau SKM.
Bekerja sama dengan Queensland University of Technology (QUT) dan UN Habitat, konsep yang diusung CeCUR adalah ruang terbuka berbasis partisipasi masyarakat. Bantaran SKM segmen Pasar Segiri, Kelurahan Sidodadi, Kecamatan Samarinda Ulu jadi titik yang digarap program tersebut.
Lahan seluas 1.200 meter di kawasan itu akan disulap menjadi ruang publik terpadu. Disertai pelbagai fasilitas dan mengusung konsep ramah lingkungan. Fungsi utamanya, adaptasi terhadap banjir.
Lalu, bagaimana CeCUR mewujudkan rencana itu? Apa langkah yang dilakukan CeCUR? dan usulan apa yang ditawarkan CeCUR kepada masyarakat agar bisa mengelola ruang publik berkelanjutan? Simak penjelasan Direktur Eksekutif CeCUR, Prof Retno Hastijanti berikut ini.
"Jadi ruang publik ini juga punya fungsi adaptasi terhadap banjir, bukan hanya tempat bersantai, tapi ada fungsi lainnya," kata Retno Hastijanti, kepada KPFM Samarinda, usai menyampaikan hasil workshop desain ruang publik yang dicanangkan, Kamis, 27 September 2023.
Lokakarya bertajuk Merangkul Matahari itu berlangsung selama 4 hari, mulai 24 hingga 27 September 2023, terpusat di Samarinda. Melibatkan masyarakat, akademisi, pemerintah hingga sejumlah komunitas, termasuk jurnalis.
Riset proyek adaptation fund dibagi tiga bagian. Hari pertama melibatkan masyarakat. Kemudian, hari kedua merupakan klaster organisasi masyarakat sipil yang mengutarakan visi dari masing-masing komunitas dalam penyediaan ruang publik. Terakhir, klaster pemerintah dan akademisi, yang fokus mengkaji aturan dan implementasi konsep yang diusung.
"Kami menggunakan metode partisipasi publik, supaya hasilnya juga bagus. Makanya kegiatan ini selama tiga hari, dibuat klaster-klaster untuk mengetahui keinginan masing-masing klaster masyarakat," terang Retno.
Masukan semua klaster melahirkan 10 poin yang menjadi acuan rancangan publik. Kemudian gagasan peserta workshop tersebut diwujudkan dalam bentuk gambar lewat aplikasi artificial intelligence (AI) atau kecerdasan buatan bernama Midjourney.
Sebelum pengerjaan fisik, rancangan itu diolah menjadi desain yang dapat diterapkan, kemudian dibuat detail engineering design (DED).
“Seluruh itu akhirnya ada 10 poin, salah satunya culture (budaya) yang dimasukkan dalam DED, dan alam diserahkan ke konsultan. Sebelumnya, wali kota (Andi Harun) juga sudah memberikan DNA-lah, termasuk masing-masing OPD dan Masyarakat, jadi ruang terpadu,” terang Retno, sekaligus Project Director Adaptation Fund Project Samarinda.
Soal pengelolaan berkelanjutan, CeCUR mendorong terbentuknya kelompok kerja (pokja), yang terdiri dari masyarakat, pemerintah, hingga komunitas.
"Kami inginkan itu ada Pokja yang jadi dirigen, ada surat dari wali kota yang mengatur, termasuk ikut melibatkan komunitas yang mengelola, seperti ini, kan dekat pasar segiri, semisal ada perkumpulan pedagang atau karang taruna juga bisa ikut," jelasnya.
Pembangunan ruang publik terpadu ini ditargetkan rampung pada awal 2024 mendatang. Namun, setelah diserahterimakan ke tangan Pemkot Samarinda, progresnya bakal dinilai pada empat bulan pertama.
“Jika tidak berjalan dengan baik dan tidak berkelanjutan, maka Samarinda akan susah mendapatkan kembali dana hibah ini,” tutupnya.
Samarinda menjadi salah satu kota penerima manfaat program itu karena memiliki kerentanan terhadap banjir akibat perubahan iklim. Proyek tersebut berfokus pada pembangunan ruang publik yang mampu mencegah dan mengatasi banjir, serta meningkatkan kualitas hidup masyarakat.
Adaptation fund dikucurkan dengan anggaran sekitar Rp 10 miliar untuk semua proses, hingga terbangun ruang publik.
Penulis: Maul
Benua Etam
Terima Silaturahmi Masyarakat Umum, Gubernur Kaltim Berikan Santunan Kepada 1.000 Penerima03 Oct 2023