968kpfm, Samarinda - Permasalahan banjir nampaknya sudah akrab bagi publik Kota Tepian. Setiap kali hujan deras melanda, maka warga yang rumahnya masuk dalam kawasan rawan banjir harus bersiap.
Bahkan dalam kurun dua kali pelaksanaan Lebaran, sebagian wilayah Samarinda selalu terendam air dengan ketinggian bervariasi. Tentu ini menjadi pekerjaan rumah yang besar bagi Pemkot Samarinda, untuk mengentaskan permasalahan banjir.
Berdasarkan kajian dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Samarinda, musibah banjir yang merendam sebagian wilayah Kota Tepian ini karena curah hujan yang cukup tinggi. Hal tersebut diiringi dengan pasangnya Sungai Mahakam.
Sekretaris BPBD Kota Samarinda, Hendra AH menuturkan, selain dua permasalahan tersebut, terjadi pendangkalan dan penyempitan di Waduk Benanga Lempake dan Sungai Karang Mumus.
"Untuk Waduk Benanga dulunya memiliki luasan 380 hektare, sekarang hanya 20 hektare saja. Lalu sebagian wilayah tersebut ditumbuhi gulma dan sedimentasi, jadi daya tampungnya berkurang," kata Hendra, Jumat (29/5/2020).
Tidak hanya itu, dari pengamatan BPBD menggunakan helikopter, ada sebagian wilayah Waduk Benanga yang dimanfaatkan oleh warga sekitar untuk beraktivitas. Belum lagi adanya kegiatan tambang di wilayah hulu, sehingga menyebabkan adanya pendangkalan akibat masuknya materiil tanah ke Waduk Benanga.
"Waduk Benanga ini kan menampung aliran air dari Muara Badak, Pampang dan sekitarnya," imbuhnya.
Hendra menerangkan, Waduk Benanga memang perlu dilakukan pengerukan karena dirasa sudah tidak mampu menampung debit air. Jika sudah dilakukan, maka walaupun curah hujan sampai 400 mm dalam sehari, Waduk Benanga masih dapat menampungnya.
"Jadi air dari Waduk Benanga tidak sampai membanjiri wilayah sekitarnya," tegas Hendra.
Sementara untuk Sungai Karang Mumus, ujar Hendra, perlu adanya normalisasi di seluruh alirannya. Hal ini dilakukan karena adanya pendangkalan dan bottle neck, sehingga kondisi tersebut sangat berkontribusi besar terjadinya musibah banjir di Kota Tepian.
"Sekarang aliran airnya tertahan. Sehingga terjadi penumpukan di wilayah Bengkuring, Griya Mukti Sejahtera dan Jalan Pemuda karena wilayah tersebut merupakan cekungan," ucap Hendra.
"Selebihnya dari pantauan kami, aliran di dekat Jembatan Kehewanan lancar lancar saja. Berarti, kan permasalahannya ada di sebagian aliran Sungai Karang Mumus yang mengalami penyempitan akibat adanya pemukiman warga, dan pendangkalan," tambahnya.
Lebih jauh, Hendra tidak lupa mengingatkan kepada masyarakat agar selalu waspada dalam beberapa hari kedepan. Mengingat berdasarkan prediksi Badan Metereologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Samarinda, puncak curah hujan tinggi akan terjadi pada akhir Mei ini.
"Jadi tanggal 3 Juni 2020 nanti itu sudah memasuki musim kemarau. Masih ada kemungkinan terjadinya banjir susulan, sehingga warga harus waspada," pungkasnya.
Penulis: Fajar
Editor: Maul
Benua Etam
Terima Silaturahmi Masyarakat Umum, Gubernur Kaltim Berikan Santunan Kepada 1.000 Penerima29 May 2020