96kpfm, Samarinda - Kantor Perwakilan (KPw) Bank Indonesia (BI) Kaltim mengemban amanah sebagai tuan rumah Festival Syariah (FESyar) Kawasan Timur Indonesia (KTI) 2023.
Sharia Forum yang berlangsung pada Kamis, 25 Mei 2023, di Hotel Mercure Samarinda, menjadi penanda FESyar KTI 2023 dimulai.
Sharia Forum terbagi menjadi dua sesi. Pertama, dimulai pukul 09.00-12.00 WITA. Bertajuk Enhancing Sharia Economy as a New Engine of Growth for Sustainable and Inclusive Economy, diskusi ini menghadirkan dua narasumber berkompeten di bidangnya masing-masing.
Yaitu, Kepala Departemen Ekonomi dan Keuangan Syariah Bank Indonesia, Arief Hartawan dan Direktur Sales & Distribution PT Bank Syariah Indonesia, Anton Sukarna.
Sesi kedua bertema Penguatan Usaha Syariah Dalam Mendukung Kemandirian Pesantren di Tengah Era Digital, berlangsung pada pukul 13.00-16.00 WITA.
Narasumber yang hadir Kepala Subdit Pendidikan Pesantren Kementerian Agama RI, Basnang Said dan Deputi Direktur Departemen Ekonomi & Keuangan Bank Syariah Indonesia, Yono Haryono.
Kepala KPw BI Kaltim, Ricky Perdana Gozali mengatakan, Sharia Forum diselenggarakan untuk memperkaya literasi masyarakat terkait ekonomi dan keuangan syariah.
"Kami berharap kegiatan ini memperkaya pemahaman masyarakat maupun stakeholder tentang ekonomi dan keuangan syariah," kata Ricky, dalam sambutannya di acara itu.
Ricky memaparkan, pada 2022, Survei Ekonomi Syariah menghasilkan indeks sebesar 23,3 persen. Terlihat dari 100 penduduk muslim di Indonesia, 23 di antaranya sudah memiliki literasi ekonomi syariah yang tergolong terliterasi dengan baik.
Menurut Ricky, prinsip ekonomi dan keuangan syariah jadi strategi utama untuk memperkuat struktur ekonomi nasional.
Ricky menerangkan, prinsip ekonomi syariah dapat mendorong inklusi dan aktivitas ekonomi serta daya tahan sistem keuangan nasional.
"Ada kerentanan perekonomian global yang membawa pengaruh terhadap perekonomian nasional. Terutama pada aliran modal asing hingga nilai tukar ekspor dan impor."
"Mengusung prinsip syariah, bebas riba, dan berbagi hasil, diharapkan mampu mendorong inklusi," sebutnya.
Kinerja keuangan ekonomi syariah di Indonesia terus menunjukkan peningkatan. Ricky menyebutkan, hal itu terlihat dari berbagai sektor, seperti penyaluran industri jasa keuangan syariah nasional, baik bank umum syariah, unit usaha syariah dan bank pembiayaan rakyat syariah.
"Pertumbuhannya sebesar 21,99 persen year-on-year (yoy) pada 2022. Meningkat dari 19,22 persen pada tahun sebelumnya," paparnya.
Selain itu, sektor ekonomi unggulan Halal Value Chain juga menunjukkan kenaikan. Pada 2022 triwulan I sampai III terus melanjutkan tren sampai 5,5 persen yoy yang ditopang sektor pertanian dan pariwisata untuk muslim.
Bank Indonesia juga punya 3 pilar pengembangan ekonomi syariah. Mulai pemberdayaan usaha, pendalaman pasar keuangan syariah, dan penguatan riset serta edukasi.
"Ketiga pilar ini menjadi fondasi, untuk mendorong keuangan dan ekonomi syariah sebagai sumber pertumbuhan perekonomian yang berkelanjutan dan inklusif," ucapnya.
Ditambahkannya, Bank Indonesia juga melakukan pemetaan terkait industri strategis yang masuk dalam prioritas utama. Di antaranya seperti sektor pertanian, pengolahan makanan, fesyen, dan sektor wisata halal.
"Kami juga telah melakukan identifikasi pengembangan model industri, yang terintegrasi mulai pelaku usaha, mikro menengah dan besar di setiap sektor," tandasnya.
Penulis: Maul
Benua Etam
Terima Silaturahmi Masyarakat Umum, Gubernur Kaltim Berikan Santunan Kepada 1.000 Penerima25 May 2023