968kpfm, Samarinda - Bank Indonesia (BI) melaporkan, Indeks Harga Konsumen (IHK) Kaltim tercatat mengalami inflasi sebesar 0,17 persen. Angka itu dinilai menurun dibanding bulan September 2022, yang berada pada angka 0,85 persen.
BI juga mencatat, inflasi tahunan Kaltim pada Oktober 2022 sebesar 5,83 persen, lebih tinggi dibanding capaian nasional yang berada di angka 5,71 persen.
Kepala KPw Bank Indonesia Kaltim, Ricky P Gozali menyebut, berdasar kelompok pengeluarannya, inflasi pada Oktober 2022 bersumber dari peningkatan harga pada kelompok penyedia makanan.
"Termasuk kelompok transportasi. Sedangkan inflasi bisa ditahan oleh deflasi kelompok makanan, minuman dan tembakau," kata Ricky, lewat siaran resminya.
Ricky melanjutkan, inflasi yang terjadi pada kelompok penyedia makanan dan minuman, atau yang disebut restoran sejalan dengan peningkatan keyakinan konsumen.
Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) yang dihitung berdasar survei konsumen Bank Indonesia Kaltim, mengalami peningkatan dari 119,58 menjadi 133,67 poin.
"IKK terbentuk dari keyakinan konsumen, melihat kondisi ekonomi dan harapan konsumen ke depan. Termasuk di dalamnya peningkatan daya beli masyarakat," terangnya.
Sehingga tingkat konsumsi masyarakat pun meningkat, dan berdampak pada inflasi kelompok penyedia makanan/minuman sebesar 1,77 persen.
Selanjutnya, pada kelompok transportasi kenaikan harga BBM Bersubsidi dan Non Subsidi menjadi penyebab utama terjadinya inflasi. Kendati mengalami kenaikan, namuan inflasi pada Oktober 2022, untuk kelompok ini masih lebih rendah.
"Di angka 0,63 persen, komoditas utama yang mendorong adalah bensin dan angkutan antar kota," sebutnya.
Tekanan inflasi masih dapat ditahan dengan terkendalinya harga komoditas pangan. Kelompok makanan dan minuman serta tembakau mengalami deflasi sebesar 0,45 persen. Penurunan harga terjadi pada komoditas bawang merah, cabai merah hingga cabai rawit.
Penulis: Maul
Benua Etam
Terima Silaturahmi Masyarakat Umum, Gubernur Kaltim Berikan Santunan Kepada 1.000 Penerima08 Nov 2022
