Main Image
Ekonomi
Ekonomi | 03 Apr 2024

Bank Indonesia Pastikan Inflasi Kaltim di Bawah Nasional

968kpfm, Samarinda - Bank Indonesia (BI) melaporkan, inflasi di Kaltim pada Maret 2024 sebesar 0,34 persen (month to month/mtm) atau 3,03 persen (year on year/yoy). Angka tersebut, dinilai lebih rendah dibandingkan inflasi nasional.

"Inflasi nasional pada Maret 2024 yang tercatat 0,52 persen (mtm) atau 3,05 persen (yoy),” kata Kepala Kantor Perwakilan BI Kaltim, Budi Widihartanto, lewat siaran persnya.

Menurut Budi, inflasi di Kaltim yang terkendali dikarenakan ketersediaan bahan pokok saat Ramadan dan menjelang Hari Raya Idulfitri.

Kendati demikian, yang masih menjadi catatan, inflasi skala nasional disebabkan oleh kelompok makanan, minuman dan tembakau.

Di Kaltim komoditas tersebut mengalami inflasi sebesar 1,43 persen (mtm) dan memberikan andil inflasi terbesar yaitu 0,41 persen (mtm).

“Komoditas penyumbang utama inflasi pada kelompok ini adalah beras dengan andil 0,21 persen (mtm) yang dipengaruhi oleh peningkatan HET dari sebelumnya Rp 14.400 per kilogram menjadi Rp 15.400 per kilogram,” tulis Budi.

Selain itu, terdapat peningkatan harga cabai rawit dan telur ayam ras seiring peningkatan konsumsi masyarakat. Sementara itu, turunnya pasokan ikan layang mendorong kenaikan harga sebagai dampak gelombang tinggi. Di sisi lain, terdapat koreksi harga komoditas yang menahan laju inflasi yaitu daging ayam ras, tomat, bawang merah dan sawi hijau.

Jika dilihat secara nasional, lanjut Budi, penyebab inflasi secara nasional terutama di beberapa wilayah Sulampua, Jawa dan Sumatra yang disebabkan oleh komoditas Telur Ayam Ras, Daging Ayam Ras, Beras dan Cabai Rawit.

“Kalimantan Timur mampu memenuhi permintaan daging ayam ras sehingga stabilisasi harga dapat tercapai,” paparnya.

Upaya pengendalian inflasi melalui Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) terus dilakukan untuk menjaga stabilitas inflasi di Provinsi Kaltim yang dilakukan secara sinergis oleh TPID se-Kaltim.

Pada 27 Maret 2024, telah dilakukan pencanangan GNPIP Kalimantan sebagai upaya pengendalian inflasi di momen HBKN dan risiko peningkatan permintaan seiring pembangunan IKN dan proyek-proyek strategis di Kaltim.

Menurut Budi, dalam rangka menjaga keterjangkauan harga, TPID secara aktif melakukan Gerakan Pangan Murah (GPM) dan operasi pasar (OP) serta sidak pasar untuk mengantisipasi kenaikan permintaan dan gejolak harga pada momen HBKN.

“Selama bulan Maret 2024, telah dilaksanakan 65 kali GPM dan OP di Samarinda, Bontang, Kutai Kartanegara, Kutai Barat, Kutai Timur dan Berau,” ungkapnya.

Sebagai bentuk monitoring dan intervensi harga, TPID Kaltim secara aktif memantau melalui Early Warning System (EWS) tracking inflasi dan me-launching program inovatif toko penyeimbang inflasi yaitu Kios Sigap (siap jaga harga dan pasokan) yang berlokasi di pasar IHK.

Sebagai upaya menjamin Ketersediaan pasokan, telah dilaksanakan Kerjasama antar Daerah (KAD) BUMD Samarinda dengan Brebes untuk pengadaan Bawang Merah sebanyak 100 ton. Selain itu, untuk memperkuat pasokan ayam beku di Kaltim juga dilakukan KAD intra provinsi antara BUMD Balikpapan dengan BUMD Samarinda sebanyak 200 Ton.

Kemudian, dalam rangka menjamin ketersediaan pasokan beras, TPID Kalimantan Timur bersama Pemda setempat juga melakukan panen padi bersama pada sejumlah lokasi di Kutai Kartanegara, Kota Samarinda, serta Kab. Berau.

Sejalan dengan itu, Pemkot Samarinda juga mendistribusikan Beras Cadangan Pemerintah (CPP) kepada masyarakat. Di sisi lain, dilakukan Gerakan Tanam Cabai oleh TP PKK di seluruh kota/kabupaten.

Selanjutnya, untuk memastikan kelancaran distribusi, telah diberikan fasilitasi ongkos angkut bahan pangan dalam kegiatan GPM untuk memangkas biaya logistik dan pemantauan arus barang oleh instansi terkait.

Sementara, untuk menjaga ekspektasi inflasi, dilakukan penguatan komunikasi antar TPID di Provinsi Kaltim melalui High Level Meeting, edukasi belanja bijak, serta pencanangan program kolaboratif Ulama Peduli Inflasi oleh TPID Kaltim bersama dengan MUI dan Kantor Kemenag Kaltim agar tidak berbelanja secara berlebihan dan berdagang dengan harga yang wajar melalui media dakwah dan himbauan tokoh pemerintah dan ulama.

Budi mengingatkan, perlu diwaspadai bersama inflasi di bulan April, seiring dengan adanya potensi kenaikan harga kelompok transportasi ditengah arus mudik. TPID Provinsi Kaltim akan terus

berkolaborasi dan dalam melaksanakan program pengendalian inflasi melalui strategi 4K guna menjaga stabilitas inflasi dalam target 2,5±1 persen.

“Inflasi yang terkendali diharapkan dapat menjadi momentum pertumbuhan ekonomi Kalimantan Timur menuju masyarakat yang lebih sejahtera,” tandasnya.

Penulis: Maul

Share This Post
More News

Tap anywhere to start radio 96.8KPFM 🎵