KPFM SAMARINDA - Tak hanya berpengaruh terhadap kesehatan, penularan virus korona atau Covid-19 juga memicu ketidakpastian secara global. Terlebih, virus yang pertama kali muncul di Wuhan, Tiongkok ini berdampak pada perekonomian dunia. Tak terkecuali, pertumbuhan ekonomi di Provinsi Kaltim.
Dalam rilis yang diterima 968kpfm.co.id, Kantor Perwakilan (KPw) Bank Indonesia Provinsi Kaltim melaporkan, ekonomi Kaltim diprakirakan masih tetap tumbuh positif pada triwulan satu 2020. Yakni sebesar 1,9% hingga 2,3% (yoy). Namun bisa terkoreksi hingga 0,60% dari prakiraan sebelum mewabahnya COVlD-19.
Masih dalam rilis, disebutkan bahwa, diperkiraan sebelum Covid-19 merebak, pertumbuhan ekonomi Kaltim di tahun 2020 sudah mengalami perlambatan. Jika Covid-19 belum bisa segera ditangani dalam beberapa bulan ke depan, maka perkiraan pertumbuhan ekonomi Kaltim bisa lebih rendah lagi namun masih positif.
Dikonfirmasi mengenai hal ini, Kepala KPw Bank Indonesia Provinsi Kaltim, Tutuk SH Cahyono mengatakan, dari sisi pengeluaran, kinerja ekspor luar negeri Kaltim diprakirakan masih cukup kuat dalam menopang penurunan konsumsi yang terdampak paling signifikan oleh pandemi COVID-1 9.
"Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa kinerja ekspor masih cukup baik di tengah perekonomian dunia yang tertekan dengan mencatat pertumbuhan positif sebesar 0,55% (yoy) untuk ekspor migas dan 4,51 % (yoy) untuk ekspor non migas," terang Tutuk.
Tutuk melanjutkan, berdasarkan lapangan usahanya, sektor pertambangan masih menjadi andalan ekonomi Kaltim dalam menghadapi tekanan dari dampak COVID-1 9.
"Berdasarkan data dari Ditjen Bea dan Cukai, volume ekspor batu bara pada Februari 2020 tumbuh sebesar 2,25% (yoy), bahkan ekspor ke Tiongkok yang sedang lockdown tumbuh sebesar 31,49% (yoy)," urainya.
Menurut Tutuk, lapangan usaha lainnya terdampak signifikan dengan mewabahnya COVID-19 ini, terutama sektor perdagangan, transportasi, dan akomodasi.
"Kebijakan social distancing atau pembatasan sosial menyebabkan kegiatan jual-beli, pengumpulan masa dan berbagai event kegiatan serta tingkat inap mengalami penurunan," sebut dia.
Tutuk menyampaikan, Bank Indonesia turut mendukung upaya pemerintah dalam memprioritaskan aspek kesehatan dan kemanusiaan untuk menekan penyebaran COVID-19.
Meskipun dampak dari kebijakan tersebut, dalam jangka pendek cukup signifikan dalam menekan perekonomian. Namun apabila penyebaran virus berlangsung lebih lama, dampaknya terhadap ekonomi akan lebih besar.
"Guna meminimalisir dampak negatif COVID-19, Bank Indonesia terus bersinergi dengan pemerintah untuk mendorong pemberian stimulus terhadap masyarakat berpenghasilan rendah, UMKM, serta industri terdampak lainnya," pungkasnyas.
Penulis: Maul
Benua Etam
Terima Silaturahmi Masyarakat Umum, Gubernur Kaltim Berikan Santunan Kepada 1.000 Penerima09 Apr 2020