Main Image
Ekonomi
Ekonomi | 05 Nov 2020

Bank Indonesia Sebut Deflasi di Kaltim Melandai

968kpfm, Samarinda - Bank Indonesia (BI) melaporkan, Indeks Harga Konsumen (IHK) Kaltim pada September 2020 melandai. Di periode tersebut, deflasi terjadi -0,18 persen dari bulan ke bulan. Tidak seperti sebulan sebelumnya, yakni -0,40 persen.

Data BI Kaltim juga menyebutkan, secara tahunan inflasi IHK Oktober 2020 tercatat sebesar 0,60 persen. Sedangkan inflasi tahun kalender sebesar 0,1 6 persen.

Berdasarkan kelompok pengeluarannya, deflasi Oktober 2020 bersumber dari kelompok makanan, minuman, dan tembakau yang tercatat -0,51 persen. Kelompok transportasi juga mengalami deflasi sebesar -0,30 persen.

"Di tengah daya beli konsumen yang masih terbatas, deflasi kelompok makanan, minuman, dan tembakau disebabkan oleh produksi sejumlah komoditas yang berlimpah," terang Kepala Kantor Perwakilan (KPw) BI Kaltim, Tutuk SH Cahyono, dalam rilisnya.

Tutuk menerangkan, survei konsumen Bank Indonesia Oktober 2020 tercatat 73,17 turun dari bulan sebelumnya 82,17. Hal beriringan dengan indeks penjualan real dalam survei penjualan eceran Bank Indonesia yang mencatatkan kontraksi sebesar -2,8 persen pada Oktober 2020 dari 57,4 persen ke 54,6 persen.

Selain kelompok makanan, minuman, dan tembakau, lanjutnya, kelompok transportasi juga masih melanjutkan tren deflasi akibat mobilitas masyarakat yang belum sepenuhnya pulih akibat pandemi Covid-19. Kemudian berdasarkan komoditasnya, daging ayam ras ikut mengalami deflasi sebesar -0,062 persen.

"Pembelian partai besar yang umumnya dilakukan oleh penyedia jasa katering/restoran/hotel belum tinggi. Terlebih Konsumsi daging ayam ras yang masih rendah menjadikan pedagang menjual dengan margin yang cukup tipis untuk memastikan stok tetap habis," jelasnya.

Kepala KPw BI Kaltim, Tutuk SH Cahyono juga mengatakan, komoditas lain yang mengalami deflasi yakni tomat sebesar -0,017 persen akibat meningkatnya pasokan. Meski begitu, deflasi yang lebih dalam tertahan oleh kenaikan harga pada kelompok kesehatan sebesar 0,06 persen karena kebijakan penerapan protokol kesehatan yang meningkatkan permintaan pada kelompok kesehatan.

"TPID Kaltim sudah berkoordinasi untuk menghubungkan produsen di Kaltim langsung dengan sejumlah toko mitra petani. Hal ini untuk memastikan pasokan dan harga bagi masyarakat berada dalam rentang harga normal," pungkasnya.

Penulis: Maul

Share This Post
More News

Tap anywhere to start radio 96.8KPFM 🎵