968kpfm, Samarinda - Sektor pertambangan batu bara masih mendominasi di Provinsi Kaltim. Dominasi tersebut membuat risiko terjadinya fluktuasi, lantaran bisnis batu bara menguasai hingga 42 persen.
Hadirnya kawasan industri diharapkan dapat memaksimalkan sektor manufaktur dan membuat Benua Etam tidak bergantung pada batu bara. Bahkan kawasan industri dapat menggarap hilirisasi di sektor kelapa sawit atau batu bara sekalipun.
Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kaltim, Tutuk SH Cahyono mengatakan, terdapat sejumlah komoditas andalan di Kaltim yang dapat dikembangkan. Dia mencontohkan, seperti produk turunan batu bara yang bernilai tambah relatif tinggi. Terlebih sudah diminati para investor.
"Beberapa kawasan industri di Kaltim dapat menjadi motor pertumbuhan ekonomi," sebut Tutuk saat webinar Laporan Perekonomian Provinsi (LPP) Kaltim, belum lama ini.
Tutuk melanjutkan, hilirisasi dua sektor usaha, yakni batu bara dan kelapa sawit bakal mendorong industri pengolahan lainnya, yang terintegrasi di satu kawasan. Menurut dia, hilirisasi crude palm oil (CPO) atau minyak mentah dapat dikembangkan lebih jauh.
"Di Kaltim ada kawasan industri petrokimia yang terintegrasi di Kawasan Industri (KI) Bontang. Di sana, sudah berdaya saing, dapat terus dikembangkan guna menampung untuk kebutuhan impor," terangnya.
Kendati demikian, perkembangan kawasan ekonomi khusus dihadapkan dengan berbagai tantangan. Seperti pembangunan Kawasan Ekonomi Khusus Maloy Batuta Trans Kalimantan, yang terkendala infrastruktur.
Walaupun belum menunjukkan hasil signifikan, proses pembangunan di kawasan ekonomi yang berlokasi di Kutai Timur itu disebut Tutuk sudah sampai pada upaya debottlenecking atau identifikasi area dan/atau peralatan masih terus berjalan.
Penulis: Maul
Benua Etam
Terima Silaturahmi Masyarakat Umum, Gubernur Kaltim Berikan Santunan Kepada 1.000 Penerima15 Sep 2020