KPFM SAMARINDA - Ratusan mahasiswa dari Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Mulawarman melakukan aksi unjuk rasa di depan Kantor Gubernur Kaltim, Jalan Gajah Mada, Samarinda, pada Selasa (17/9/2019).
Aksi unjuk rasa tersebut digelar untuk menyikapi permasalahan kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) dan kabut asap yang melanda Kaltim, khususnya di kota Samarinda sendiri.
Perwakilan BEM Universitas Mulawarman, Furqon menyampaikan, pihaknya menuntut agar Gubernur Kaltim, Isran Noor, segera menyelesaikan permasalahan Karhutla dan bisa memberikan sanksi kepada pihak yang dengan sengaja membakar hutan, serta mentransparansikan proses hukumnya.
"Kami meminta aparat tegas untuk menuntut dan mengadili orang-orang yang terlibat kasus Karhutla ini," tegas Furqon, Selasa (17/9/2019) siang.
Setelah beberapa saat menyampaikan orasinya, pihak dari Pemprov Kaltim mempersilahkan 15 orang perwakilan mahasiswa untuk masuk ke Kantor Gubernur Kaltim guna melakukan audiensi dengan perwakilan dari Dinas Kehutanan Kaltim, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kaltim, serta Satpol PP.
Dari hasil audiensi, Furqon mengatakan, pihaknya menilai Pemprov Kaltim telah gagal dalam menuntaskan permasalahan Karhutla dan Kabut Asap di Kaltim. Bahkan keinginan mereka untuk bertemu Gubernur gagal karena yang bersangkutan sedang keluar kota.
"Kami akan memberikan waktu 7 hari bagi Pemprov untuk menggelar audiensi seperti ini lagi. Jika tidak diindahkan maka kami akan membawa massa yang lebih besar dalam aksi selanjutnya nanti," ungkap Furqon.
Pihak mahasiswa juga mengaku siap dikirimkan ke wilayah yang mengalami karhutla, untuk membantu petugas yang sudah berada di sana memadamkan api. Mereka juga siap dengan segala resiko yang ada ketika berada di lapangan nanti.
Sementara itu, Dinas Kehutanan Provinsi Kaltim yang diwakili oleh Kepala Seksi Pengendali Kerusakan dan Pengamanan Hutan, Shahar Al Haqq menyampaikan, pihaknya bersyukur dengan adanya tuntutan dari mahasiswa ini.
"Saya justru bersyukur karena ternyata kita asyik bekerja sesuai struktur dan ternyata banyak orang yang belum tahu tentang kerjaan kami. Dengan adanya suara mahasiswa tentunya kinerja kami memadamkan kebakaran hutan menjadi terekspose ke masyarakat," ucap Shahar, Selasa (17/9/2019) siang.
Shahar menjelaskan, kondisi karhutla di Provinsi Kaltim saat ini sudah mulai berkurang, namun sewaktu-waktu data tersebut bisa saja berubah. Contohnya saja, pihaknya telah sukses meminimalisir Karhutla yang membakar lahan di wilayah Labanan, Kabupaten Berau.
"Karena Berau kita anggap sudah bisa ditangani oleh tim disana, maka kami akan kirimkan tim kembali ke Kabupaten Paser," imbuh Shahar.
Saat ini, Karhutla di Kabupaten Paser terus meluas. Untuk itu, tim khusus yang dikomandoi oleh Shahar sebanyak 50 orang, akan membantu memadamkan api di wilayah tersebut selama 10 hari.
"Kemungkinan kami akan berada di Paser selama 10 hari, kalau belum padam kami akan bertahan," tegas Shahar.
Terkait keikutsertaan mahasiswa dalam membantu memadamkan api nanti, Shahar tentunya sangat mengapresiasi sikap tersebut. Tetapi kondisi yang ada di lapangan memang cukup menantang dan banyak petugasnya yang tidak tahan dengan kondisi tersebut, sehingga dirinya meminta agar mereka yang ikut harus siap fisik dan mental.
"Kami ingin mereka yang ikut harus siap fisik dan mental. Jangan ketika sudah ikut tetapi merepotkan kita karena beberapa petugas kami yang terlatih saja harus dipulangkan karena sakit saat memadamkan api," tutupnya.
Dokumentasi : KPFM Samarinda
Penulis : Fajar
Editor : Agung
Benua Etam
Terima Silaturahmi Masyarakat Umum, Gubernur Kaltim Berikan Santunan Kepada 1.000 Penerima17 Sep 2019