968kpfm, Samarinda - Bayi berusia 6 bulan di Samarinda dikabarkan meninggal dunia akibat mengalami diare disertai muntah saat berada di Rumah Sakit Umum Daerah Abdoel Wahab Sjahranie (RSUD AWS) pada Jumat (28/6) lalu.
Pihak keluarga merasa kematian bayi dengan berat 9 kilogram itu terjadi akibat lambatnya penanganan medis dari rumah sakit plat merah tersebut.
Menanggapi dugaan tersebut, Direktur RSUD AWS, dr David Hariadi Masjhoer membantah tuduhan tersebut
Menurutnya, penanganan bayi tersebut sudah sesuai dengan prosedur, di mana berdasarkan rekam medis, bayi tersebut tiba di RSUD AWS dari Bontang pada pukul 18.55 WITA dan mendapat penanganan di Instalasi Gawat Darurat (IGD) pada pukul 18.57 WITA.
"Standar pelayanan kami itu lima menit. Dalam perjalanannya, penanganan dilakukan pada tiga menit pasca pasien tiba. Bayi tersebut sudah kami masukan ke ruang restorasi untuk dipasang infus, namun upaya pemasangan selalu gagal lantaran bayi ini masuk kategori obesitas, sehingga perawat sulit untuk menemukan pembuluh darahnya," ucap David.
Berdasarkan asesmen dari dokter di IGD, kata David, bayi tersebut mengalami dehidrasi sedang akibat mengalami diare disertai dengan muntah.
Namun ketika dokter anak melakukan pemeriksaan, ternyata kondisi bayi mengalami dehidrasi berat.David berdalih, tingkat dehidrasi sedang hingga berat memang agak sulit dibedakan lantaran kondisi bayi mengalami obesitas.
"Yang bisa mendiagnosis dengan benar biasanya hanya dokter spesialis anak. Itulah yang menjadi pertanyaan keluarga bayi, kok ada dua perbedaan diagnosis. Sebenarnya kan wajar karena perjalanan waktu ya, awalnya dia sedang kemudian berat terus muntah dan diare,” ungkap David.
Dehidrasi dengan tingkat berat akibat diare dan muntah dapat menyebabkan penderitanya menjadi kolaps. Hal inilah, ujar David, yang membuat proses pencarian pembuluh darah untuk pemasangan infus selalu gagal.
Namun pihaknya tidak tinggal diam dan mempersiapkan opsi lain dalam melakukan penanganan, yakni dengan pemasangan oksigen dan teknik Vena seksi. Namun teknik tersebut hanya dapat dilakukan oleh dokter yang ahli, sehingga petugas berupaya berkonsultasi dengan dokter anestesi.
"Waktu itu dokter anestesi sedang ada operasi, jadi tidak bisa turun menangani. Kami coba tanyakan ke dokter lain namun tetap tidak bisa. Jadi kami terus berupaya memasang infus namun selalu gagal," tuturnya.
Berdasarkan analisis sementara RSUD AWS, David menyatakan bahwa kematian bayi enam bulan itu disebabkan dehidrasi berat yang disebabkan diare dan muntah. Meski sudah mendapat penjelasan dari pihak rumah sakit, keluarga dari bayi tetap akan membawa kasus ini ke ranah hukum.
Penulis: Fajar
Editor: Maul
Benua Etam
Terima Silaturahmi Masyarakat Umum, Gubernur Kaltim Berikan Santunan Kepada 1.000 Penerima05 Jul 2024