Main Image
Aksara
Aksara | 24 Mar 2020

Bikin Resah Warga Pulau Atas, KKP Pastikan Kru Kapal MT Harapan Baru Tidak Terpapar Corona

KPFM SAMARINDA - Sudah lebih dari satu pekan kapal jenis Multi Tanker (MT) dengan nama "Harapan Baru" bertambat di sekitar perairan Sungai Mahakam.

Kapal asing dengan bendera Malaysia ini sangat membuat resah warga yang bermukim di Kelurahan Pulau Atas, Kecamatan Sambutan. Itu karena riwayat perjalanan bahtera ini sempat bersandar di salah satu negara pandemi Covid-19, Singapura.

Sebelumnya, kapal yang mengangkut aspal curah itu hendak menurunkan muatannya di Kota Parepare, Sulawesi Selatan. Hanya saja, kehadirannya ditolak dan diusir oleh warga sekitar karena berasal dari Singapura, sehingga mereka hanya bersandar selama satu hari dari jadwal semula selama 3 hari.

Usai kejadian itu, kapal MT Harapan Baru berlayar tanpa tujuan, hingga akhirnya berada di perairan Sungai Mahakam. Mereka sempat hendak melakukan bongkar muat di wilayah Palaran. Namun karena tidak mendapat izin, akhirnya kapal asal negeri jiran tersebut bertambat di wilayah Pulau Atas.

"Kira-kira sudah 10 hari mereka bertambat disana," ucap salah seorang warga sekitar yang tidak ingin disebutkan namanya, Selasa (24/3) siang.

Keresahan warga semakin memuncak setelah menerima berita dari stasiun televisi swasta, yang menyebutkan bahwa kapal tersebut ditolak bersandar di wilayah Parepare.

"Kami lihat di berita. Otomatis kami was-was dan meminta pihak terkait untuk menjauhkan kapal itu dari pemukiman warga," sebut pria 52 tahun itu.

Karena sudah terlanjur resah, warga meminta agar pihak terkait seperti Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kelas II A Samarinda dan Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Kelas II Samarinda bisa melakukan tindakan tegas untuk menyikapi hal ini.

"Paling tidak mereka berani menaiki kapal tersebut dan memastikan kesehatan kru kapal, atau menyuruh mereka untuk bergeser jauh dari pemukiman warga," ungkap pria yang biasanya berprofesi sebagai nelayan tersebut.

"Jika tidak diindahkan, maka bukan tidak mungkin kami akan memotong jangkar kapal tersebut," tambahnya.

Dikonfirmasi terpisah melalui pesan singkat, Kepala KSOP Kelas II A Samarinda, Dwi Yanto menerangkan, pihaknya sudah berkoordinasi dengan PT Eka Ivana Jasa, selaku agen kapal tersebut, untuk memerintahkan MT Harapan Baru bergeser jauh dari pemukiman.

"Kami minta mereka geser ke Muara Berau, dan tidak bertambat dekat dengan pemukiman agar warga tidak resah," beber Dwi, Selasa (24/3) siang.

Dwi menjelaskan, sebenarnya kru kapal sempat menghubungi pihaknya untuk meminta izin melakukan bongkar muat di wilayah Palaran. Hanya saja, permintaan tersebut ditolak oleh KSOP Kelas II A Samarinda.

"Kami tidak keluarkan izinnya, karena dermaga PT Semen Tonasa di Palaran tidak sesuai dengan peruntukannya. Sedangkan yang akan dibongkar muatannya adalah aspal curah," kata Dwi.

Sementara itu, Kepala Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Samarinda, Sabilal Rasyad menegaskan, timnya telah melakukan pemeriksaan pada awak MT Harapan Baru.

"Dari pemeriksaan kru kapal yang berjumlah 17 orang, dimana dua orang WNA dan 15 WNI dalam kondisi sehat dan tidak terjangkit virus korona," terang Sabilal, Selasa (24/3) siang.

Sabilal mengungkapkan, alasan KM Harapan Baru ditolak kehadirannya di Parepare, karena berkaitan dengan izin atau paspor, bukan akibat terjangkit Covid-19.

"Dua orang kru kapal merupakan WNA, jadi kaitannya ada dengan imigrasi. Kalau mereka turun ke pelabuhan, artinya sudah menjadi wewenang imigrasi," pungkasnya.

Penulis: Fajar

Editor: Maul

Share This Post
More News

Tap anywhere to start radio 96.8KPFM 🎵