968kpfm, Samarinda - Anggota Komisi IV DPRD Kaltim, Salehuddin menyoroti penerimaan Beasiswa Kaltim Tuntas (BKT) 2023 untuk kategori anak korban kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) yang masih sepi peminat.
Padahal menurut Salehuddin, peristiwa KDRT yang menerpa usia pelajar bisa dikatakan cukup tinggi, yaitu sebesar 40 persen. Kurangnya pelajar yang mendaftar lewat jalur khusus ini ditengarai akibat minimnya sosialisasi dari pemerintah terhadap program BKT khusus kategori korban KDRT.
"Seharusnya, pihak sekolah bisa membantu untuk menyosialisasikan program tersebut agar peminatnya tak sedikit," sebut Salehuddin usai RDP bersama Disdikbud Kaltim dan Badan Pengelola Beasiswa Kaltim Tuntas, Selasa (7/3).
Selain itu, salah satu faktor terbesar mengapa penerimaan BKT lewat jalur khusus ini minim peminat dikarenakan masyarakat di Kaltim erat kaitannya dengan budaya malu. Banyak anak-anak malu datang dari keluarga broken home, jika mereka menjadi korban KDRT.
Seharusnya, permasalahan ini bisa segera diluruskan mengingat program BKT ini diperuntukkan kepentingannya bagi masa depan anak. Politikus Golkar ini pun meminta agar badan pengelola BKT serta Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kaltim bisa fokus terhadap permasalahan itu.
“Kami tekankan lagi pada badan pengelola agar persoalan ini menjadi konsen mereka, sekaligus melakukan komunikasi dengan DKP3A Kaltim. Sebab, korban KDRT punya hak atas beasiswa ini. Mereka tidak harus malu dengan stereotipe sebagai korban KDRT," jelasnya.
Sebenarnya, data korban KDRT ini tidak hanya bisa didapatkan dari dinas yang bersangkutan. Tetapi, bisa juga didapatkan dari data kepolisian. Maka ia berharap badan pengelola BKT bisa menjalin sinergitas serta proses koordinasi dengan pihak sekolah, dinas, kepolisian dan lainnya agar bisa memperoleh data itu tanpa harus mengungkap identitas calon penerima beasiswa kategori tersebut.
Penulis: Fajar
Editor: Maul
Benua Etam
Terima Silaturahmi Masyarakat Umum, Gubernur Kaltim Berikan Santunan Kepada 1.000 Penerima13 Mar 2023