Bukan Jam Malam, tapi Aktivitas Malam Hari yang Dibatasi

968kpfm, Samarinda - Menurut Wali Kota Samarinda, Syaharie Jaang, pemerintah tidak memberlakukan jam malam. Namun Pemkot Samarinda hanya membatasi aktivitas masyarakat di malam hari sampai pukul 22.00 WITA.

Hal ini disampaikan wali kota dua periode itu saat konferensi pers terkait pemberlakukan Perwali 43 tahun 2020 tentang Penerapan Disiplin dan Penegakan Hukum Protokol Kesehatan sebagai Upaya Pencegahan dan Pengendalian Corona Virus Disease 2019 (Covid-19), di Halaman Rumah Jabatan Wali Kota, Senin (7/9/2020) kemarin.

"Kami sudah menimbang dan tidak akan memberlakukan jam malam. Jadi kami hanya menerapkan pembatasan aktivitas di malam hari," ungkap Jaang.

Sekretaris Daerah Kota Samarinda, Sugeng Chairuddin menambahkan, kebijakan ini sudah dikaji dari sisi ekonomi dan koordinasi bersama Dinas Kesehatan Kota (DKK) Samarinda.

"Sehingga kami punya berkesimpulan kesehatan yang paling utama," terangnya.

Dalam aturan ini, lanjut Sugeng, pemilik warung dan pengelola kafe hingga tempat hiburan malam (THM) dihimbau untuk mengurangi aktivitas sampai dengan pukul 22.00 WITA. Jika tidak dipatuhi, maka akan ada sanksi sesuai yang diatur dalam Perwali Nomor 43.

"Bukan ditutup, tetapi mengurangi aktivitasnya. Sepanjang dia bisa mematuhi protokol kesehatan ya silahkan saja buka. Bisa juga menyiasatinya dengan layanan takeaway," imbuh Sugeng.

"Aturan ini akan kami evaluasi per 2 minggu. Jika menunjukkan penurunan bisa saja kami cabut nanti," pungkasnya.

Upaya pemkot membatasi aktivitas masyarakat di malam hari dilakukan untuk memutus rantai penyebaran Covid-19. Mengingat peningkatan kasus virus corona di Kota Tepian melambung tinggi.

Pada Rabu (8/9/2020), Satgas Covid-19 Samarinda melaporkan total akumulatif kasus positif di Samarinda mencapai 1.248. Sebanyak 746 pasien dinyatakan sembuh. Sedangkan meninggal dunia ada 50 orang. Sementara pasien dalam perawatan ada 452 orang.

Penulis: Fajar

Editor: Maul