KPFM SAMARINDA - Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) berharap kehadiran cabang olahraga bridge dapat dikenali masyarakat, terutama pelajar.
Menurut Ketua Umum KONI Kaltim, Zuhdi Yahya, olahraga yang mengandalkan ketahanan dan ketajaman analisis terhadap suatu keadaan tersebut, mempunyai bermacam tantangan di era digital.
"Sekarang teknologi itu sudah mulai maju. Itu tantangan bridge, selain bisa masuk ke dalam sekolah-sekolah," kata Zuhdi, saat hadir di rapat kerja (raker) Pengprov Gabungan Bridge Seluruh Indonesia (Gabsi) Kaltim, di Gedung Bankaltimtara Lantai 6, Jalan Jenderal Sudirman, Samarinda, Sabtu (22/2/2020).
Zuhdi menyebut, olahraga yang menggunakan teknologi, semisal e-Sports, sudah banyak bermunculan.
"Jadi anak-anak sekarang ini sukanya main gim. Itu sudah masuk olahraga. Anggotanya banyak sekali, kejuaraan e-Sports di Samarinda beberapa waktu lalu pesertanya mencapai 5 ribuan orang. Tapi saya yakin, kebersamaan dan sosialisasi yang bagus, Insya Allah, bridge akan maju," terangnya.
Sebelumnya, pada perhelatan Asian Games 2018 lalu olahraga bridge atau permainan kartu ini mencatat sejarah karena pertama kali dipertandingkan. Semakin bergengsi, atlet bridge Indonesia, Michael Bambang Hartono menyumbang medali di nomor supermixed team.
Hal tersebut, tentunya dapat menjadi penyemangat bagi pengurus maupun atlet bridge di daerah. Supaya lebih gencar mensosialisasikan kehadiran olahraga ini.
"Pertandingan bridge secara elektronik juga mesti disosialisasikan. Biar tetap eksis. Kalau sudah dikenal masyarakat, kemudian orang mengerti, pesertanya juga pasti banyak, karena event juga banyak," terang Zuhdi.
Di lokasi yang sama, Ketua Harian Gabsi Kaltim, Iskandar mengakui bahwa bridge dapat dimainkan secara daring. Hanya saja, Pengprov Gabsi Kaltim mesti menggelar pelatihan terhadap atlet.
"Kalau bridge harus punya dasar aturan mainnya. Online dan offline itu sama." jelasnya.
Pembinaan atlet di daerah, dikatakan Iskandar berjalan baik. Namun yang harus ditingkatkan adalah pembinaan atlet bridge usia dini.
"Sekarang pengcab Gabsi di Kaltim tersebar di 9 kabupaten dan kota. Mahakam Ulu yang tidak ada. Pembinaan di tingkat SD beberapa daerah berjalan dengan baik. Kendalanya waktu yang disediakan sekolah dan minat siswa," cetusnya.
Dalam raker kali ini, lanjut Iskandar, ada 3 program utama yang akan dibahas. Seperti peningkatan kualitas dan kuantitas atlet. Kemudian perbaikan organisasi.
Di samping itu, karena bridge salah satu cabang yang dicoret di PON Papua mendatang, pengurus akan tetap menjadwalkan sejumlah kejuaraan.
"Di raker ini dibahas pula semua pengcab dapat melaksanakan paling tidak satu kegitan pertandingan setiap tahun," pungkasnya.
Penulis: Maul
Benua Etam
Terima Silaturahmi Masyarakat Umum, Gubernur Kaltim Berikan Santunan Kepada 1.000 Penerima22 Feb 2020