Main Image
Ekonomi
Ekonomi | 08 Jul 2020

Cari Pasar Baru, Bungkil Sawit Kaltim Mulai Masuk Ke Vietnam

968kpfm, Samarinda - Setelah terpukul mundur akibat wabah Covid-19, berbagai negara di dunia mulai memulihkan roda perekonomian agar dapat terus berjalan.

Kegiatan ekspor dan impor mulai bergairah lagi. Salah satunya adalah ekspor di sektor pertanian yang perlahan bangkit di tengah kondisi tatanan hidup baru atau New Normal.

Angin segar pun mulai berhembus dari produk turunan sawit berupa bungkil sawit asal Benua Etam yang sudah memenuhi pasar domestik dan kini mulai mendunia. Bungkil sawit merupakan sisa hasil pengolahan sawit yang dapat dimanfaatkan untuk pakan ternak, dimana belakangan ini telah memenuhi pasar domestik.

Di Pelabuhan Samarinda, pejabat Karantina Pertanian bertugas untuk melakukan pemeriksaan terhadap 2.200 ton bungkil sawit yang bersiap menuju Vietnam, dengan menggunakan kapal Hai Phuong Asia.

Kepala Karantina Pertanian Samarinda, Agus Sugiyono memaparkan, berdasarkan data pada sistem perkarantinaan, IQFAST ekspor bungkil sawit di tahun 2020 sebanyak 2.200 ton dengan nilai mencapai Rp 9.9 miliar rupiah.

Sementara pada periode yang sama di tahun 2019, ekspor bungkil sawit hanya sebanyak 1.244 ton dengan nilai Rp 5.6 miliar. Tentunya, peningkatan yang terjadi dapat dikatakan cukup signifikan, hampir dua kali lipat.

"Jumlah produksinya besar, kebutuhan pasar domestik tercukupi dan kini mengembangkan ke pasar ekspor baru, yakni Vietnam," ungkap Agus Sugiyono, Rabu (8/7/2020).

Secara terpisah, Kepala Badan Karantina Pertanian Republim Indoensia, Ali Jamil, mengapresiasi peningkatan volume ekspor dari tujuan negara baru untuk bungkil sawit asal Kaltim ini.

Jamil mengatakan, sejalan dengan tugas perkarantinaan dan arahan Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo, untuk mengawal Gratieks (gerakan tiga kali lipat ekspor produk pertanian) selaku fasilitator pertanian di perdagangan internasional, maka pihaknya melakukan percepatan layanan dalam proses bisnisnya.

"Saat ini, secara bertahap layanan terpadu satu pintu kepabeanan dan karantina mulai diterapkan. Kedepan tidak ada lagi replikasi dan duplikasi, pemeriksaan makin cepat, tepat dan daya saing produk makin tinggi," tandas Jamil.

Penulis: Fajar
Editor: Maul

Share This Post
More News

Tap anywhere to start radio 96.8KPFM 🎵