Main Image
Benua Etam
Benua Etam | 30 Jun 2021

Catatan BNNP Kaltim: Peredaran Narkoba Meningkat di Masa Pandemi

968kpfm, Samarinda - Dampak pandemi covid-19 terhadap perekonomian disebut berpengaruh terhadap kemunculan persoalan sosial. Kehilangan pekerjaan dan sulit membuka usaha mendorong sebagian masyarakat melakukan hal ilegal, seperti menjajakan narkoba.

Menurut Badan Nasional Narkotika Provinsi (BNNP) Kalimantan Timur, hal tersebut relevan dengan peningkatan ratusan kasus peredaran narkoba di provinsi ini.

Kepala BNNP Kalimantan Timur Brigjen Pol Wisnu Andayana mengatakan, data yang dicatat oleh pihaknya ada 1.407 kasus dan 1.733 tersangka di masa pandemi.

Wisnu melanjutkan, peredaran narkoba tidak mengenal masa pembatasan sosial atau Work From Home (WFH). Justru pelakunya semakin bersemangat menjual narkoba.

"Sebaliknya mereka malah semangat menyebarkan kareba sebagai alternatif untuk bisnis usaha, yang rata-rata lagi surut, sehingga malah tambah banyak," kata dia kepada awak media di Samarinda.

BNN melaporkan, seluruh wilayah Kabupaten/Kota di Provinsi Kaltim rawan peredaran narkoba. Bahkan, Kaltim sudah di peringkat 2 dari 18 Provinsi tertinggi kasus narkoba.

Tingginya peredaran narkoba di Kaltim, akibat permintaan sangat besar dari penggunanya terutama dari kalangan pekerja. Dan, banyaknya jalan tikus atau jalur gelap di Kaltim masuknya narkoba dari Malaysia maupun daerah lain.

"Kejahatan narkoba ini sudah jadi kejahatan multinasional kerjasama antar negara dan antar provinsi. Dan narkoba ini sudah jadi konsumsi bagi kalangan tertentu terutama daerah yang banyak buruh kebun dan tambang," sebut Wisnu.

Selain itu, narkoba disukai buruh, karena menambah perasaan semangat kerja. Padahal, fisik buruh tersebut melemah.

Menurut Wisnu, Kaltim memiliki banyak jalur pelabuhan yang tidak resmi dan tak ada pengawasan dimanfaatkan bandar narkoba untuk mengirim barangnya. Sedangkan, di pelabuhan resmi terdapat oknum yang meloloskan barang narkoba tanpa melapor ke pihak berwajib.

"Ditambah lagi oknum-oknum yang mungkin di dalamnya mengetahui tapi tidak melapor. Bisa saja ini terjadi," katanya.

BNN sebagai leading sector pemberantasan narkoba, ditegaskan Wisnu, tak bisa bekerja sendiri. Dibutuhkan kerjasama yang baik antar instansi pemerintahan.

Wisnu mengungkapkan petugas BNN kini terus memperkuat diri agar tak mudah tergiur tawaran dari pengedar-pengedar narkoba yang hendak menyuap.

BNN Kaltim juga baru saja meluncurkan program Desa Bersinar di 3 desa. Program ini akan dievaluasi untuk dikembangkan ke desa yang lain. Kemudian, pihaknya juga akan rekrut relawan untuk edukasi penanggulangan narkoba.

Penulis: Maul

Share This Post
More News

Tap anywhere to start radio 96.8KPFM 🎵