968kpfm, Samarinda - Stunting menjadi permasalahan yang terus menjadi perhatian bagi Pemprov Kaltim. Beragam upaya dilakukan agar angka prevalensi stunting bisa turun sesuai target, yakni 14 persen pada akhir 2024 nanti.
Salah satunya dengan memberi edukasi kepada ibu untuk memberikan Air Susu Ibu (ASI) eksklusif kepada bayinya yang baru lahir selama enam bulan pertama. Upaya ini terbukti cukup ampuh mencegah bayi menjadi stunting.
Kepala Dinas Kesehatan Kaltim, Jaya Mualimin, menyampaikan, selama tahun 2023 angka pemberian ASI eksklusif di wilayah Kaltim sudah di atas 66 persen.
“Awalnya di bawah 66 persen. Namun di penghujung 2023 angkanya sudah mengalami peningkatan di atas 66 persen,” ucap Jaya dalam konferensi pers di Warung Informasi Etam Kaltim (WIEK) Kantor Diskominfo Kaltim, Jum’at (26/1).
Kaya menjelaskan, ASI telah terbukti mengandung semua nutrisi esensial yang dibutuhkan bayi untuk pertumbuhan dan perkembangan optimal. Termasuk protein, lemak, karbohidrat, vitamin, mineral dan zat kekebalan tubuh yang melindungi bayi dari penyakit.
Jaya menjelaskan bahwa pemberian ASI eksklusif menjadi alat efektif dalam menekan angka stunting. Di sisi lain, inisiasi menyusui dini di Kaltim mencapai lebih dari 81 persen. Hal ini menandakan bahwa ibu hamil di Kaltim secara umum melaksanakan praktik menyusui segera setelah melahirkan.
Ia juga mencatat bahwa kasus Bayi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) menyumbang sebesar 18,5 persen terhadap kasus stunting.
"Penurunan angka stunting ini menjadi prioritas kami, di mana target nasional harus di bawah 18 persen tahun ini dengan proyeksi mencapai 14 persen pada akhir 2024. Kami akan terus berupaya agar angka prevalensi di Kaltim mencapai target yang dicanangkan," pungkasnya.
Penulis: Fajar
Editor: Maul
Benua Etam
Terima Silaturahmi Masyarakat Umum, Gubernur Kaltim Berikan Santunan Kepada 1.000 Penerima29 Jan 2024