Main Image
Kota Tepian
Kota Tepian | 18 Dec 2019

Celah Selebar 30 Centimeter Perkuat Dugaan Hanyutnya Yusuf Di Parit

KPFM SAMARINDA - Teka-teki kematian balita atas nama Yusuf Ahmad Gazali (4) masih menjadi misteri, terutama bagi pihak keluarga yang ditinggalkan. Bukan tanpa alasan, pihak keluarga melihat ada kejanggalan saat jasad Yusuf ditemukan di sebuah parit, tepatnya di Jalan Antasari II, Samarinda.

Meskipun rasa penasaran masih menyelimuti pihak keluarga, namun kesimpulan sementara kepolisian dari hasil olah tkp menggambarkan bahwa kematian Yusuf diduga karena tercebur di parit. Guna memastikan dugaan tersebut, Polsekta Samarinda Ulu bersama unsur relawan kembali melakukan pengecekan terhadap parit di sepanjang Jalan AW Syahranie, pada Rabu (18/12/2019).

Kapolsekta Samarinda Ulu, Kompol Indra Wahyu Madjid menyebutkan, pengecekan ini dilakukan untuk mengklarifikasi bahwa balita ini benar-bener terseret arus, saat banjir melanda kawasan tersebut. Sebelumnya, jasad Yusuf diduga terseret arus hingga 4,5 kilometer dari PAUD tempat dia dititipkan.

"Secara logika, jika ram besi tersebut tidak memiliki cela, maka tubuh balita itu mungkin tidak bisa masuk," ucap Madjid, Rabu (18/12) siang.

Namun, dari hasil pengecekan parit tadi, pihak Polsekta Samarinda Ulu menemukan celah dengan lebar 30 centimeter pada ram besi, tepat di depan Kantor Dinas Kesehatan Provinsi Kaltim, Jalan AW Syahranie. Penemuan ini pun semakin menguatkan dugaan bahwa kematian Yusuf terjadi karena tercebur di parit.

"Balita ini kan badannya cukup kurus, sehingga lubang sebesar 30 centimeter itu bisa saja dimasuki oleh tubuh korban saat hanyut," ungkapnya.

Madjid menuturkan, jika ditelusuri lebih jauh, mulai dari titik tersebut sampai menuju tkp penemuan jasad balita ini, memang saling terhubung sehingga semakin menguatkan dugaan awal dari pihak kepolisian.

Meskipun dugaan terceburnya Yusuf semakin menguat, namun ayahanda Yusuf, Bambang Sulistyo (37), tampak belum bisa mempercayai sepenuhnya bahwa anak bungsunya meninggal karena tercebur di parit.

Ditemui saat ikut memantau proses pengecekan saluran parit, Bambang menyebutkan, seharusnya pihak kepolisian terus meminta keterangan kepada pihak PAUD, mengingat keterangan mereka selalu berubah-ubah.

"Pertama kali saya tanyakan, Yusuf terakhir terlihat di ruangan sebelah kiri. Tetapi ketika saya konfirmasi kembali, mereka menyebutkan Yusuf terakhir terlihat di ruangan sebelah kanan. Itu kan janggal sudah," tegas Bambang, Rabu (18/12) siang.

Bambang menegaskan bahwa pihak keluarga rela jika kepolisian ingin membongkar makam anaknya, asalkan pihak kepolisian menemukan adanya dugaan tindakan kriminalitas dalam kematian anak bungsunya.

"Saya izinkan untuk dibongkar jika polisi menemukan adanya tindak kriminalitas dalam kematian anak kami," imbuhnya.

Saat dikonfirmasi mengenai tes DNA, Bambang menyampaikan, seluruh pihak keluarga masih menunggu hasil DNA dari laboratorium forensik Mabes Polri di Jakarta. Kemungkinan, hasil tes DNA baru keluar dalam jangka waktu seminggu lagi.

"Saya ikhas terhadap hasil dari tes DNA nanti, kemungkinan satu minggu lagi baru keluar," tutupnya.

Dokumentasi : KPFM Samarinda

Penulis : Fajar

Editor : Agung

Share This Post
More News

Tap anywhere to start radio 96.8KPFM 🎵