Dampak El Nino di Kaltim Diprediksi Melemah pada November 2023

968kpfm, Samarinda - Kaltim menjadi salah satu daerah di Indonesia yang terdampak fenomena El Nino. Imbasnya musim kemarau di Benua Etam diprediksi akan lebih panjang dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.

Kepala Stasiun Meteorologi Kelas I Sultan Aji Muhammad Sulaiman (SAMS) Balikpapan, Kukuh Ribudiyanto menerangkan bahwa sebagian wilayah Kaltim, utamanya di wilayah timur seperti Berau, Bontang, Kutai Timur bagian Timur, Kutai Barat bagian timur, Samarinda, Kutai Kartanegara, Balikpapan, Penajam Paser Utara (PPU) dan Paser sudah memasuki musim kemarau.

"Tapi ada yang masih masuk musim penghujan. Meski sudah ada yang masuk kemarau, namun wilayah di Kaltim tidak langsung kering semua. Masih ada hujan walaupun sifatnya masih hujan lokal yang hanya berlangsung paling lama satu jam," ucap Kukuh.

Kukuh menjelaskan, fenomena El Nino yang menerpa beberapa wilayah Kaltim sendiri sudah masuk ke dalam skala moderat. Sehingga curah hujan akan berada pada kategori bawah normal, dan musim kemarau akan terjadi hingga bulan Oktober 2023.

"Biasanya pada Oktober itu sudah banyak hujan. Tapi di tahun ini masih belum ada hujan di bulan Oktober. Setelah itu pada bulan November fenomena El Nino mulai melemah, sehingga transisi dari musim kemarau ke musim penghujan akan terjadi di bulan November," jelasnya.

Guna mengantisipasi dampak buruk dari fenomena El Nino ini, Kukuh merekomendasikan pemerintah untuk segera melakukan langkah antisipatif pada daerah-daerah yang berpotensi mengalami curah hujan dengan kategori rendah yang dapat memicu kekeringan dan dampak lanjutannya.

Rekomendasi selanjutnya adalah meningkatkan optimalisasi fungsi infrastruktur sumber daya air untuk memastikan keandalan operasional waduk, embung, kolam retensi dan penyimpanan air buatan lainnya untuk pengelolaan curah hujan dan penggunaannya saat musim kemarau.

Penulis: Fajar
Editor: Maul