968kpfm, Samarinda - Polresta Samarinda masih terus melakukan penyelidikan terkait peristiwa tenggelamnya dua kakak beradik di kolam eks lubang tambang yang berlokasi di Jalan Lobang Tiga, Kelurahan Loa Buah, Kecamatan Sungai Kunjang.
Hal tersebut diutarakan Kapolresta Samarinda, Kombes Pol Ary Fadli, usai menerima perwakilan organisasi Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Samarinda yang melakukan aksi unjuk rasa di depan Mako Polresta Samarinda pada Selasa (21/5).
Sebagai informasi, dua kakak beradik berinisal RP (11) dan MR (9) ditemukan meninggal di lubang bekas galian tambang di kawasan Jalan Lobang Tiga, Kelurahan Loa Buah, Kecamatan Sungai kunjang pada 5 Mei 2024 lalu.
"Untuk kasus itu kami masih melakukan penyelidikan" sebut Ary, Selasa (21/5).
Ary menjelaskan, Satreskrim Polresta Samarinda yang melakukan penyelidikan telah memeriksa saksi-saksi untuk menyampaikan klarifikasi, mengingat kolam bekas galian tambang ini sudah sangat lama berada di dekat pemukiman warga.
"Jadi kami butuh klarifikasi kepada beberapa pihak terkait seperti Dinas ESDM Kaltim dan Inspektur Tambang untuk mencari tahu asal-usul siapa pembuat lubang tambang tersebut," tegasnya.
Disinggung mengenai tuntutan massa PMII Samarinda perihal tindakan aparat kepolisian yang represif dalam unjuk rasa di Polda Kaltim pada Kamis (16/5) lalu, Ary menekankan bahwa pada prinsipnya dalam mengawal aksi unjuk rasa, pihak kepolisian sudah berupaya untuk menegakkan standar operasional prosedur (SOP) untuk memastikan keamanan dari orang yang berunjuk rasa, serta orang yang tinggal disekitar tempat unjuk rasa.
"Kemudian kami berupaya mengamankan seluruh sarana dan prasarana, barang-barang yang ada di sekitar lokasi unjuk rasa maupun kegiatan itu sendiri. Sehingga semua yang melaksanakan unjuk rasa bisa menyampaikan aspirasinya dengan baik," imbuh Ary.
Setelah mendengar penjelasan dari orang nomor satu di Polresta Samarinda itu, massa PMII Samarinda pun akhirnya sepakat untuk bersama-sama mengawal seluruh proses penyelidikan terkait kematian dua kakak beradik di kolam bekas galian tambang, serta berharap pihak kepolisian bisa menghentikan tindakan represif terhadap aktivis pegiat HAM dan lingkungan di Benua Etam.
Penulis: Fajar
Editor: Maul
Benua Etam
Terima Silaturahmi Masyarakat Umum, Gubernur Kaltim Berikan Santunan Kepada 1.000 Penerima22 May 2024