Main Image
Kota Tepian
Kota Tepian | 05 Jun 2020

Diksusi "Meraba Muara Banjir Samarinda" Hadirkan Calon Pemimpin Kota Tepian

968kpfm, Samarinda - Hujan lebat menyusul banjir melanda Samarinda pada pertengahan Mei 2020. Ribuan warga terdampak. Bahkan menelan korban jiwa. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Samarinda mencatat ada 4 kasus kematian dengan penyebab berbeda. Ada yang meninggal karena sakit tapi posisinya di tengah kepungan banjir. Kemudian ada dua orang tersengat listirk. Sisanya, tenggelam ketika main banjir.

Banjir juga terjadi pada medio 2019. Waktunya pun hampir sama, dalam suasana Hari Raya Idul Fitri. Sehingga tak sedikit orang memaknai air bah yang merendam rumah-rumah warga tersebut adalah peristiwa tahunan.

Namun faktanya, banjir turut membasahi Kota Tepian pada Januari 2020 lalu. Sebanyak 5 kecamatan, mulai Samarinda Utara, Sambutan, Sungai Pinang, Palaran dan Samarinda Ulu menjadi wilayah terdampak.

Persoalan banjir ini, menjadi pokok bahasan dalam webinar yang digelar Kaltim Post, Kamis (4/6/2020) siang. Menggandeng Radio KPFM dan STV, tajuk yang diangkat dalam diskusi itu adalah "Meraba Muara Banjir Samarinda".

Diskusi berlangsung dengan menerapkan protokol Covid-19 dengan menggunakan aplikasi zoom. Narasumber yang dihadirkan merupakan bakal calon pemimpin di Kota Samarinda masa yang akan datang.

Dari bakal calon wali kota ada Andi Harun dan Erwin Izharuddin. Sementara narasumber lainnya adalah Sarwono, bakal calon wakil wali kota yang sudah memastikan menempuh jalur independen bersama Zairin Zain.

Selain itu, acara tersebut juga menampilkan Niel Makinuddin selaku pegiat lingkungan dari Yayasan Konservasi Alam Nusantara (YKAN).

Berlangsung sekitar pukul 13.00 WITA, Sarwono mengawali pembicaraan. Dia menjelaskan, dari 5 misi yang digaungkannya bersama Zairin, penataan lingkungan dan pengenalian banjir salah satu fokus utama. Poin yang disampaikannya adalah perlu adanya keterlibatan seluruh kalangan dalam mengentaskan banjir di Samarinda.

"Ini mengawali langkah kami, bahwa penanggulangan ke depan tidak bisa dengan satu sisi saja. Ketegasan dan kebijakan siapa yang akan memimpin Samarinda," kata Sarwono.

Sementara Andi Harun, meyakini topografi sangat berpengaruh menciptakan banjir di Samarinda. Menurut dia karakteristik banjir di Kota Tepian terjadi karena curah hujan tinggi dan limpasan air dari Sungai Mahakam. Sehingga membangun lebih banyak bendungan seperti Waduk Benanga adalah solusi yang ditawarkannya.

"Kemudian mencegah limpasan air dari Sungai Mahakam dengan membangun pintu air di sisi hilir SKM (Sungai Karang Mumus)," ucap Ketua DPD Partai Gerindra Kaltim itu.

Lain lagi penyelesaian banjir yang disuguhkan Erwin Izharuddin. Menurut Politisi Partai Amanat Nasional (PAN) itu penekanan mengembalikan air ke sungai harus dilakukan. Memperbesar ukuran drainase hingga 1-2 meter merupakan hal yang akan dia lakukan.

"Kesadaran masyarakat membuang sampah pada tempatnya juga menjadi faktor penting," ungkapnya.

Niel Makinuddin menanggapi pemaparan masing-masing narasumber. Menurut dia, figur wali kota dan wakil wali kota yang didambakan adalah yang memiliki sifat kepemimpinan dan keberanian.

Dalam persoalan banjir, lanjut Niel, sosok tersebut mampu bekerja sama dengan pemerintah kabupaten tetangga. Kemudian punya keberanian menegakkan hukum terhadap tindakan penggunaan konversi lahan yang ilegal.

"Pemimpin yang tidak punya hutang dengan tim suksesnya. Dalam penanganan banjir, wali kota berikutnya harus punya sense of emergency," ucapnya.

"Kemudian ada politik anggaran. Prosesnya multi-years maka sousinya juga multi-years. Ini diperlukan seni dan manajemen tidak yang tidak mudah," pungkasnya.

Penulis: Maul

Share This Post
More News

Tap anywhere to start radio 96.8KPFM 🎵