Main Image
Ekonomi
Ekonomi | 05 Aug 2019

Dinkes Kaltim Gelar Pemutakhiran Data Surveilans Gizi Sekaltim

SAMARINDA - Pentingnya data informasi sebagai acuan suksesnya suatu program perlu didukung oleh Sumber Daya Manusia yang berkualitas dan berkomitmen. Pada tahun 2016 Direktorat Gizi Masyarakat

Kemenkes RI telah mengembangkan sistem aplikasi Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (ePPGBM). Dan Aplikasi ini dapat menghasilkan informasi status gizi balita berdasarkan 3 indeks pertumbuhan yakni, berat badan menurut umur, berat badan menurut tinggi badan dan tinggi badan menurut umur yang berguna untuk memantau pertumbuhan Balita.

Untuk mendukung Program Pemerintah tersebut, Dinas Kesehatan Kaltim menggelar Pemutakhiran data Surveilans gizi Kab/kota se-Kaltim. Kegiatan ini digelar selama 4 hari yakni pada Minggu hingga Rabu (4-7/7) di Hotel Selyca Samarinda. Dengan dihadiri oleh penanggung jawab gizi dan pengelola gizi puskesmas dari 10 Kab/kota di Kaltim yang berjumlah sekitar 200 peserta.

Plt Dinkes Kaltim Andi Muhammad Ishak mengatakan perlunya ada komitmen dari para pengelola Program Gizi agar data yang terinput bisa sesuai Proyeksi.”Informasi yang dihasilkan dapat membantu siklus Surveilans gizi, terutama untuk analisis data sistem isyarat dini sebagai evidence based dalam melakukan tindakan/intervensi masalah gizi di suatu wilayah. Namun saat ini data sasaran Balita by name by address yang telah terinput se-Kaltim ada sebanyak 145.798 Balita dari sasaran proyeksi sebanyak 349.792 Balita atau baru sekitar 41,68 % Balita yang termonitor tumbuh kembangnya. “Dan kita berharap di acara ini bisa kita evaluasi apa yang menjadi kendala di masing masing daerah ,”Ucap Andi.

Kepala Seksi Gizi dan Kesjaor Nurul Wahdah yang juga sebagai ketua Panitia acara menambahkan bahwa di acara ini juga melibatkan Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Provinsi Kalimantan Timur.

“Yang mana permasalahan Gizi dan stunting adalah tanggung jawab lintas sektor , jadi bukan masalah kesehatan saja. Masalah gizi juga bisa terjadi karena Sanitasi berbasis total masih kurang mendukung,

PHBS serta sarana pembuangan air besar yang kurang. Dia menegaskan, Disini kita harus menguatkan Ketahanan Pangan di dalam keluarga agar bisa optimal. Dan kalau itu bisa diatasi Insyaallah masalah gizi bisa bagus karena ini terkait dengan generasi masa depan. Kalau kurang gizi maka anak akan gagal tumbuh dan berpengaruh pada IQ dan juga penyakit degenerative”, Tutur Nurul.

Diharapkan acara ini mampu meningkatkan cakupan program yang berdampak pada penurunan masalah gizi, yakni dengan mengembangkan system pencatatan dan pelaporan program perbaikan gizi masyarakat.

Penulis : Tri Handayani

Editor : Agung

Share This Post
More News

Tap anywhere to start radio 96.8KPFM 🎵