968kpfm, Samarinda - Penanganan Stunting masih menjadi prioritas bagi Pemprov Kaltim untuk segera ditindaklanjuti. Stunting sendiri merupakan kondisi yang ditandai dengan kurangnya tinggi badan anak apabila dibandingkan dengan anak-anak seusianya dan dipengaruhi oleh kurangnya asupan nutrisi selama masa pertumbuhan anak.
Guna menekan angka stunting di Benua Etam, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kaltim akan fokus pada penanganan 1.000 hari pertama kehidupan yang dimulai sejak anak berada di dalam kandungan. Hal tersebut diungkapkan Kepala Dinkes Kaltim, Jaya Mualimin.
"Program terkait dengan 1.000 hari pertama kehidupan ini harus dikuatkan dengan lintas program dan sektor. Misal, ibu hamil diwajibkan memeriksakan kandungan itu 6 kali per kehamilan," ucap Jaya, Jumat (28/4).
Hal tersebut, kata Jaya, penting untuk dilakukan agar perkembangan janin dapat terlihat, apakah tumbuh dengan baik atau kurang, ataupun ada kelainan yang dapat dipantau melalui USG.
Tidak hanya dalam kandungan, proses pemantauan akan terus dilakukan setelah kelahiran dengan menilai berat badan dan tinggi badan anak yang masuk dalam kategori stunting.
"Kita juga memperkuat pemantauan setelah lahir dimana bayi ditimbang di Posyandu. Seumpamanya naik sesuai dengan umur, artinya tidak berisiko stunting. Tapi kalau timbangannya malah tidak naik atau turun itu berisiko stunting. Itulah konsep program yang sedang kami tangani yaitu Intervensi spesifik. Salah satunya dengan pemberian makanan tambahan," imbuh Jaya.
Lebih lanjut, Jaya menyampaikan bahwa pihaknya menilai bahwa semua daerah sangat berisiko terhadap stunting. Oleh sebab itu, seluruh stakeholder diminta agar langsung melaporkan jika melihat ada tanda-tanda seperti berat badan bayi yang turun di setiap kabupaten dan kota.
"Sehingga kami bisa langsung melakukan intervensi dengan memberikan makanan tambahan," tandasnya.
Penulis: Fajar
Editor: Maul
Benua Etam
Terima Silaturahmi Masyarakat Umum, Gubernur Kaltim Berikan Santunan Kepada 1.000 Penerima29 Apr 2023
