968kpfm, Samarinda - Guna meningkatkan efektivitas penanganan masalah sosial, Dinas Sosial (Dinsos) Kaltim merumuskan strategi baru yang berfokus pada rehabilitasi dan pemberdayaan bagi kelompok rentan.
Kepala Dinsos Kaltim, Andi Muhammad Ishak menyampaikan, perhatian khusus akan diberikan kepada pengemis, pemulung, anak terlantar, dan penyandang disabilitas.
“Program rehabilitasi dan pemberdayaan akan menjadi prioritas kami, baik melalui layanan panti maupun non-panti, dengan menggandeng pemerintah daerah di tingkat kabupaten dan kota,” tutur Andi Muhammad Ishak.
Arahan dari Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPA), mengenai pengembangan Tempat Penampungan Sementara (TPS) bagi pengemis dan pemulung menjadi dasar penguatan kebijakan ini.
Selain menyediakan TPS, Dinsos Kaltim juga akan memperluas cakupan program jaminan sosial serta inisiatif pemberdayaan ekonomi, terutama bagi perempuan yang rentan secara sosial dan ekonomi.
"Kami ingin memastikan mereka yang tergolong PMKS memiliki akses terhadap rehabilitasi dan dukungan ekonomi agar mampu menjalani hidup yang lebih baik," ujarnya.
Dinsos Kaltim, kata Andi, turut menggencarkan kolaborasi dengan pemerintah pusat melalui berbagai program bantuan, termasuk Program Keluarga Harapan (PKH), demi memastikan bantuan yang diberikan benar-benar bermanfaat bagi mereka yang membutuhkan.
“Pendekatan kami tidak hanya pada penanganan, tetapi juga pencegahan melalui pemberdayaan dan edukasi masyarakat. Dengan langkah ini, kami berharap mampu mengurangi dampak sosial yang lebih luas,” tambahnya.
Melalui kebijakan terpadu yang berbasis kolaborasi dan pemberdayaan, Dinsos Kaltim optimis mampu mengatasi berbagai persoalan sosial, sekaligus mengurangi angka PMKS di Benua Etam.
"Dukungan dari berbagai pihak akan menjadi kunci keberhasilan program ini dalam menciptakan lingkungan sosial yang lebih inklusif dan sejahtera" tandasnya.
Penulis: Fajar
Editor: Maul
Benua Etam
Terima Silaturahmi Masyarakat Umum, Gubernur Kaltim Berikan Santunan Kepada 1.000 Penerima16 Jan 2025