968kpfm, Samarinda - Benua Etam menjadi pionir bagi daerah dalam penurunan emisi gas rumah kaca di Indonesia. Berkat pencapaiannya itu, Pemprov Kaltim mendapatkan dana kompensasi dari World Bank atau Bank Dunia dengan nominal Rp 313 Miliar dan akan dibagikan juga ke 8 kabupaten/kota lain.
Pencapaian ini tidak lepas dari menurunnya emisi gas rumah kaca di Benua Etam sejak beberapa tahun lalu. Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kaltim, Ence Ahmad Rafiddin Rizal memaparkan, sejak tahun 2019 lalu, penurunan gas emisi rumah kaca sudah terjadi di mana target Pemprov Kaltim di angka 12.181 juta ton CO2 berhasil terealisasi di angka 11.660 juta ton CO2 (95,72%).
"Kemudian di tahun 2020 tercatat melebihi target dari 12,94 juta ton CO2 terealisasi sebesar 24,41 juta ton CO2 (188,62 persen). Diikuti realisasi 2021, yaitu 20,89 juta Ton CO2 Eq dari target dari 13,81 juta Ton CO2 atau 151,20 persen. Artinya tiga tahun kebelakang penurunan emisi gas rumah kaca berhasil melampaui target yang dicanangkan," ucap Rizal, Rabu (1/3).
Sementara itu pada tahun 2022, kata Rizal, penurunan emisi gas rumah kaca di Benua Etam juga sukses melampaui target yang dicanangkan. Pada tahun 2022 lalu Pemprov Kaltim menargetkan penurunan emisi gas rumah kaca sebesar 14,66 juta ton CO2. Tetapi realisasinya justru melambung tinggi sebesar 36,40 juta ton CO2.
"Angka tersebut mencapai 70 persen dari target sepanjang 2022. Penurunan ini masih berbasis di sektor lahan seperti kehutanan, perkebunan, pertanian. Ini belum menyentuh di sektor transportasi," imbuhnya.
Melihat pencapaian tersebut, tidak heran Pemprov Kaltim kembali menargetkan penurunan emisi gas rumah kaca di angka yang lebih tinggi pada tahun 2023 ini, yaitu di angka 15,55 juta ton CO2.
"Kami berharap kesuksesan penurunan emisi gas rumah kaca pada tahun sebelumnya bisa kembali terulang di tahun ini," pungkasnya.
Penulis: Fajar
Editor: Maul
Benua Etam
Terima Silaturahmi Masyarakat Umum, Gubernur Kaltim Berikan Santunan Kepada 1.000 Penerima01 Mar 2023