968kpfm, Samarinda - Pengungkapan kasus penyelundupan narkotika jenis sabu sebanyak 2.250 gram/brutto serta 1.000 pil ekstasi seberat 500 gram, tidak lepas dari peran Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Kalimantan Bagian Timur (DTBC Kalbagtim).
Tanpa adanya informasi dari DTBC Kalbagtim, pengiriman paket narkotika yang berasal dari Kota Pekanbaru, Provinsi Riau, tidak dapat terdeteksi oleh Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) Kaltim.
Kabid Pemberantasan BNNP Kaltim, AKBP Halomoan Tampubolon menuturkan, berdasarkan informasi yang pihaknya terima, pengiriman paket narkotika tersebut telah terjadi sebanyak tiga kali.
"Jumlah dan asalnya cenderung sama, bahkan modusnya juga begitu. Hanya saja jaringannya berbeda," ucap Tampubolon, Rabu (3/6).
Diketahui, pemilik selaku otak pengiriman paket narkotika berinisial FH saat ini masih dalam pengejaran. Sebagai langkah antisipasi terjadinya kasus yang sama, BNNP Kaltim langsung membentuk tim terpadu yang diisi DTBC Kalbagtim, BNNK Samarinda dan Balikpapan.
"Kami tidak akan berhenti mengejar jaringan ini. Oleh karena itu kami langsung bentuk tim terpadu," tambahnya.
Senada dengan Tampubolon, Kabid Penindakan dan Penyidikan DTBC Kalbagtim, Zaeni Rohman mengatakan, sinergi ini sebenarnya sudah terjalin lama, khususnya bagi pencegahan peredaran narkotika di wilayah Kaltim.
"Mengenai teknis kami mendapat informasi dari mana, tentu tidak bisa saya paparkan. Intinya, kami selalu bertukar informasi untuk mengungkap sindikat narkotika," imbuh Zaeni, Rabu (3/6).
"Kebetulan yang kami ungkap ini jaringan dari Riau. Besar kemungkinan jaringan yang lain akan kami ungkap juga," sambungnya.
Sebelum jaringan ini terungkap, sudah ada sekitar tiga kali pengiriman yang dilakukan oleh sindikat narkotika antar pulau tersebut. Beruntung aktivitas mereka segera terendus oleh petugas berwenang, sehingga beberapa kali berhasil digagalkan.
"Kalau yang pertama saya tidak mengikutinya. Tapi yang kedua, barang tersebut masih di Pekanbaru dan belum sempat beredar," ungkap Zaeni.
Dalam penerapannya, ujar Zaeni, pihaknya melakukan pemeriksaan barang masuk menggunakan x-ray di setiap bandara. Hal tersebut ditunjang dengan sumber daya manusia (SDM) yang mampu melakukan pemeriksaan barang yang mencurigakan.
"Jadi ketika kami menemukan ada yang mencurigakan, kami segera melakukan pertukaran informasi dan meruntuhkan ego sektoral," tegasnya.
Lebih lanjut, Zaeni akan terus menerapkan pemeriksaan ketat terhadap barang yang masuk, khususnya untuk penerbangan internasional. Hal tersebut penting dilakukan untuk memutus mata rantai peredaran narkotika, baik melalui sindikat internasional ataupun lokal.
"Kedepannya, kami akan selalu meningkatkan pengawasan untuk mencegah pengiriman narkotika," pungkasnya.
Penulis: Fajar
Editor: Maul
Benua Etam
Terima Silaturahmi Masyarakat Umum, Gubernur Kaltim Berikan Santunan Kepada 1.000 Penerima04 Jun 2020