968kpfm, Samarinda - Pemprov Kaltim benar-benar serius dalam menangani persoalan stunting. Melalui Dinas Kependudukan, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DKP3A) Kaltim, berbagai upaya telah dilakukan untuk mempercepat penurunan angka stunting di Bumi Etam.
Kepala DKP3A Kaltim, Noryani Sorayalita menuturkan, beberapa waktu lalu pihaknya telah memperkenalkan aplikasi berbasis layanan web dengan nama "Si Pesut". Aplikasi tersebut dapat digunakan untuk melakukan pelaporan dan monitoring capaian indikator semua bidang dalam Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) di berbagai wilayah.
"Nantinya data yang ada dalam aplikasi Si Pesut ini sangat lengkap hingga ke desa-desa di Kaltim. Data ini akan dimasukkan langsung oleh Satgas yang telah terbentuk di desa," kata Soraya.
Prevalensi stunting di Bumi Etam sendiri berada di angka 22,8 persen. Angka tersebut memang berada di bawah prevalensi nasional, yakni 24 persen. Meski demikian pemerintah terus berupaya menurunkan prevalensi stunting agar target 14 persen di tahun 2024 dapat tercapai.
Tercatat, kata Soraya, beberapa daerah masih memiliki angka prevalensi stunting yang cukup tinggi seperti Kutai Timur (Kutim). Sementara beberapa kota seperti Balikpapan dan Samarinda mengalami penurunan angka stunting yang cukup signifikan.
"Kalau Samarinda dan Balikpapan memang cepat penurunan angka stunting karena masyarakat di perkotaan memiliki akses informasi, fasilitas kesehatan dan tenaga kesehatan yang baik sehingga penanganannya cepat dilakukan. Berbeda dengan fasilitas dan tenaga kesehatan yang ada di pelosok," ucap Soraya.
Oleh sebab itu, Soraya sangat mendukung upaya dari pemerintah di kabupaten/kota untuk terus mempercepat penurunan angka stunting. Caranya dengan menyediakan fasilitas dan tenaga kesehatan yang mencukupi, serta memberikan bantuan asupan gizi yang cukup kepada keluarga yang berisiko stunting.
Penulis: Fajar
Editor: Maul
Benua Etam
Terima Silaturahmi Masyarakat Umum, Gubernur Kaltim Berikan Santunan Kepada 1.000 Penerima17 Nov 2022