Main Image
Benua Etam
Benua Etam | 02 Feb 2019

Eks Penyiar KPFM, Yogi Setiawan Buka Sayembara Logo Samarinda

Pendengar KP (Samarinda) - Tidak dilibatkannya talenta lokal dalam proses pembuatan branding logo Samarinda terus menjad buah bibir warga Kota Tepian di dunia maya. Banyak warganet menyayangkan dan mengkritik kehadiran branding senilai Rp 600 juta tersebut, lantaran bentuknya yang mirip dengan karya milik desainer Amerika Serikat, George Bokhua, berjudul AA Bridge.

Kritikan yang disampaikan warganet beraneka ragam. Mulai dari membuat polling untuk mempertanyakan kembali, apakah branding logo itu pantas menjadi 'wajah' Kota Samarinda atau tidak, hingga menggelar sayembara pembuatan logo yang akan disumbangkan kepada Pemerintah Kota (Pemkot) Samarinda.

Yogi Setiawan, salah satu stand-up comedian asal Samarinda yang menyuarakan keresahannya tentang logo tersebut lewat sayembara. Perlombaan menggarap logo Samarinda ini diumumkan melalui akun Instagram-nya, @setiawanyogy.

Dikonfirmasi media ini, Sabtu (2/2), Yogi mengatakan, sudah 50 lebih pegiat kreatif Samarinda yang menyetorkan karyanya. Sayembara sendiri dihelat pada Jumat, 1 Februari 2019, dari jam 10 pagi sampai 12 malam. Di mana, peserta harus mengirimkan karya orosinilnya ke Insta Story dengan mencantumkan tagar #sumbanglogokepemkotsamarinda kemudian menge-tag Instagram milik Yogi.

"Hadiannya dari uang saya pribadi Rp 500 ribu. Total hadiah uang yang terkumpul sementara mencapai Rp 4,2 juta, itu sumbangan dari banyak pihak, ada peorangan, ada dari brand, dan ada yang enggak mau disebutin namanya," kata eks Penyiar KPFM Samarinda itu, Sabtu (2/2).

Tak hanya uang yang dipersembahkan dalam sayembara ini, Yogi menambahkan, pembuat logo terbaik bakal mendapat hadiah tiket pesawat pulang-pergi tujuan kota-kota besar yang diinginkan si pemenang.

"Parahnya, ada yang menyumbang hadiah tiket pesawat pulang-pergi serta sejumlah merchandise," tambahnya.

Diterangkan Yogi, sayembara ini dilaksanakan sebagai bentuk kecintaan terhadap kota kelahirannya. Dia berpendapat, kegiatan itu bertujuan mengedukasi pemerintah tentang memanfaatkan talenta-talenta lokal Samarinda.

"Gantian, selama ini kan kita yang diedukasi sama pemerintah, sesekali kita yang edukasi pemerintah," celetuknya.

Pria berusia 30 tahun itu sebenarnya tidak mempermasalahkan harga yang dipatok pemerintah dalam pembuatan branding logo tersebut, namun dirinya menyoal kinerja pemerintah yang enggan melibatkan pegiat kreatif lokal.

"Yang disayangkan itu sebenarnya cara pemerintah. Kenapa enggak berkolaborasi mengadakan sayembara dengan anak-anak (komunitas pegiat kreatif) lokal?" ungkapnya.

Yogi melanjutkan, melalui sayembara pembuatan logo Samarinda ini, dirinya ingin menunjukkan bahwa banyak karya talenta lokal yang sudah dikenal secara nasional hingga dunia.

"Nah ini aku tunjukkan, kalau aku pribadi bisa mengadakan sayembara. Seharusnya pemerintah itu lebih punya power-lah. Aku handle sendirian saja, bisa kok," pungkasnya.

Kabar terakhir dari dugaan plagiat branding logo Magnificent Samarinda ini, Pemkot Samarinda melalui Diskominfo dan Bappeda bakal mengagendakan rapat terkait keputusan penggunaan logo tersebut.

Dokumentasi: Istimewa

Penulis: Maul

Editor: *

Share This Post
More News

Tap anywhere to start radio 96.8KPFM 🎵