968kpfm, Samarinda - Badan Pusat Statistik (BPS) memastikan nilai ekspor Kaltim pada Desember 2022 tercatat USD 3,05 miliar. Jumlah itu menurun ketimbang nilai ekspor November tahun yang sama. Penurunannya mencapai 2,09 persen.
Kepala BPS Kaltim, Yusniar Juliana mengatakan, jika dibandingkan dengan Desember 2021, nilai ekspor di Benua Etama mengalami kenaikan sebesar 32,84 persen.
Yusniar menjelaskan, ekspor nonmigas Desember 2022 tercatat USD 2,63 miliar, turun 8,81 persen dibanding November 2022. Secara kumulatif, nilai ekspor migas Kaltim Tahun 2022 mencapai USD 2,99 miliar atau naik 86,78 persen dibanding tahun 2021.
“Sementara ekspor nonmigas mencapai USD 33,05 miliar atau naik 46,55 persen," jelas Yusniar, dalam konferensi pers lewat YouTube, Rabu (1/2).
Yusniar berpendapat, secara nilai, penurunan terbesar ekspor nonmigas Desember 2022 terhadap November 2022 terjadi pada golongan barang bahan bakar mineral yang turun USD 247,52 juta (9,75 persen), sedangkan kenaikan terbesar terjadi pada golongan barang lemak dan minyak yang naik USD 44,18 juta (23,85 persen).
Dari sektor ekspor nonmigas tahun 2022 mengalami kenaikan jika dibanding dengan tahun lalu. Hasil tambang naik sebesar 55,71 persen, hasil industri naik sebesar 12,48 persen dan ekspor hasil pertanian naik 48,59 persen.
"Negara tujuan dengan nilai ekspor nonmigas terbesar pada Desember 2022 adalah ke Tiongkok dengan nilai mencapai USD 826,45 juta, disusul Jepang sebesar USD 367,80 juta dan Philipina sebesar USD 263,82 juta, dengan kontribusi ketiganya mencapai 54,46 persen. Sementara ekspor ke ASEAN dan Uni Eropa masing-masing sebesar US$570,90 juta dan US$80,33 juta," terang Yusniar.
Menurut pelabuhan asal barang, ekspor Kaltim pada Tahun 2022 yang terbesar berasal dari Pelabuhan Samarinda dengan nilai USD 10,01 miliar (27,76 persen), diikuti Pelabuhan Balikpapan sebesar USD 7,73 miliar (21,45 persen) dan Pelabuhan Tanjung Bara sebesar USD 6,33 miliar (17,55 persen).
Sementara itu, nilai impor Kaltim periode Desember 2022 tercatat USD 590,44 juta atau naik 9,99 persen dibandingkan November 2022. Kenaikan ini disebabkan oleh adanya kenaikan nilai impor hampir semua komoditas.
Menurut golongan penggunaan barang, nilai impor Tahun 2022 terhadap periode yang sama tahun sebelumnya terjadi peningkatan nilai pada bahan baku sebesar USD 2.181,56 juta atau sebesar 83,57 persen.
Sedangkan untuk barang konsumsi mengalami penurunan USD 1 juta atau 5,46 persen. Lalu pada barang modal turun sebesar USD 92,25 juta atau sebesar 13,16 persen.
"Untuk impor golongan barang nonmigas yang mengalami perubahan paling besar adalah golongan barang besi dan baja yang mengalami kenaikan signifikan. Selama Tahun 2022, nilai impor sepuluh golongan barang utama juga naik sebesar USD 116,85 juta atau 7,95 persen dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya," pungkasnya.
Penulis: Maul
Benua Etam
Terima Silaturahmi Masyarakat Umum, Gubernur Kaltim Berikan Santunan Kepada 1.000 Penerima06 Feb 2023