KPFM Samarinda - Kebakaran yang terjadi di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Bukit Pinang, Jalan P Suryanata, Samarinda Ulu pada Selasa, 24 September 2019, menghebohkan warga Kota Tepian.
Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Samarinda menyatakan tumpukan sampah itu terbakar karena cuaca panas yang berdampak pada peningkatan gas metana. Zat ini terkandung di dasar tanah tumpukan sampah.
"TPA itu enggak dibakar, cuman gas metana begitu tinggi karena paparan sinar matahari," kata Kepala DLH Samarinda, Nurrahmani, Jumat (27/9/2019).
Nurrahmani menjelaskan, proses pengolahan sampah di TPA Bukit Pinang hanya sebatas open dumping atau dibuang begitu saja. Terlebih, hampir seluruh area di sana tertutup dengan sampah.
Menurut Nurrahmani, aktivitas di TPA Bukit Pinang harus segera dipindah ke TPA Sambutan. Dari 30 hektare lahan, Pemkot Samarinda hanya menggunakan 10 hektare.
Apabila pindah, lanjut Nurrahmani, mereka bakal menerapkan sistem control landfil atau membuang sampah di lokasi cekung, memadatkan kemudian menimbunnya dengan tanah. Sistem ini bakal mengeolah gas metana menjadi produk-produk bermanfaat.
"Gas metana itu bisa jadi energi listrik atau gas," cetusnya.
Wanita yang akrab disapa Bu Yama itu berharap, pemindahan ini dapat terealisasi pada 2020. Saat ini, prosesnya masih menunggu komunikasi antara Dinas Pertanahan dengan Badan Pertanahan Nasional (BPN) Samarinda terkait pembuatan peta bidang. Ini dikarenakan adanya penilaian ulang terhadap harga jual tanah di kawasan TPA Sambutan.
"Kalau ada dukungan semua pihak, kita pindah ke sana," tutupnya.
Sebelumya, pada Selasa (24/9/2019), sekitar pukul 12.30 Wita, TPA Bukit Pinang, Jalan P Suryanata, Samarinda Ulu terbakar.
Penyebabnya gas metana yang terpapar sniar matahari. Asap pekat menjulang ke udara karena tumpukan ban bekas ikut terbakar.
Kepala UPTD TPA Bukit Pinang, Arief Rahman menyebutkan, api melahap 2 hektare lahan di TPA Bukit Pinang dari 10 hektare keseluruhan.
"Inikan tidak ada hujan, jadi api cepat sekali menyala," kata Arif, Selasa (24/9/2019).
Akibat kebakaran, droping sampah yang setiap harinya mencapai 420 ton per hari sempat tertunda.
Dokumentasi: KPFM Samarinda
Penulis: Maul
Editor : Agung
Benua Etam
Terima Silaturahmi Masyarakat Umum, Gubernur Kaltim Berikan Santunan Kepada 1.000 Penerima27 Sep 2019