968kpfm, Samarinda - Perhelatan Big Wedding Festival (BWF) 2021 di Atrium Big Mall Samarinda, Jalan Untung Suropati, jadi perhatian publik Kota Tepian.
Acara yang digelar selama 6 hari dan diikuti 100 vendor tersebut, diklaim menyebabkan transaksi uang sebanyak Rp, 1,3 miliar.
Event Director BWF 2021, Christian Suwandi mengatakan, angka tersebut lebih tinggi dibanding total transaksi event serupa, yang pernah digelar pihaknya. Yakni sebanyak Rp 700 juta.
Pria yang akrab disapa Chris itu menilai, masyarakat antusias menggelar pernikahan di masa pandemi covid-19. "Ini jadi momen bangkitnya industri pernikahan. Para calon pengantin juga mulai percaya bahwa melaksanakan pernikahan di kala pandemi sudah bisa diterapkan, selama menerapkan protokol kesehatan yang ketat," kata Chris saat ditemui usai penutupan acara BWF 2021, Rabu (20/10).
Tidak hanya menyuguhkan pameran, ujar Chris, pihaknya juga menyajikan konten acara dan menghadirkan narasumber berkompeten dalam talkshow pra-nikah. "Kami juga punya fokus tersendiri di mana kami ingin memberikan edukasi terhadap pasangan yang ingin menikah," sebutnya.
Gelaran BWF 2021 yang berlangsung meriah mendapat apresiasi dari pemerintah, dalam hal ini Dinas Pariwisata (Dispar) Kota Samarinda. Di tahun kelima, eksibisi industri pernikahan ini terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun.
Kadispar Kota Samarinda, I Gusti Ayu Sulistiani berpendapat, suksesnya acara BWF menjadi tanda bahwa ekonomi masyarakat di Kaltim, khususnya Samarinda mulai berangsur pulih. "Mampu bangkit dari keterpurukan," ucapnya.
Ayu melanjutkan, kreativitas anak muda di Kota Tepian tidak kalah dari daerah lain. Di dalam industri pernikahan, banyak sektor ekonomi kreatif yang terlibat. Seperti penyedia cinderamata, katering, fotografi dan videografi.
"Mereka semua kreatif dan inovatif. Ini menandakan bahwa ekraf Kaltim, khususnya samarinda berkembang dengan sangat baik. Ekonomi kita juga perlahan mulai bangkit dari keterpurukan imbas dari pandemi Covid-19," tandasnya.
Meski begitu, Ayu berpesan kepada masyarakat agar tidak terlalu berpuas diri dan tetap menerapkan protokol kesehatan (prokes) dengan ketat. Walau tren penyebaran kasus mengalami penurunan, jika masyarakat abai terhadap prokes, bukan tidak mungkin jalannya sektor perekonomian akan kembali dibatasi.
"Kalau sudah begitu kita semua pasti dirugikan. Makanya kita semua tidak boleh abai dengan prokes," pungkas Ayu.
Penulis: Fajar
Editor: Maul
Benua Etam
Terima Silaturahmi Masyarakat Umum, Gubernur Kaltim Berikan Santunan Kepada 1.000 Penerima22 Oct 2021