968kofm, Samarinda - Strategi yang tepat dibutuhkan untuk mempercepat penurunan stunting di angka 14 persen pada tahun 2024 nanti.
Sebagai salah satu upaya mencapai tujuan itu, Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Kaltim menggelar workshop dengan topik pembahasan studi kasus dan pembelajaran baik stunting di Kaltim.
Seminar ini sendiri berlangsung di Hotel Harris Samarinda pada Senin (19/9) dengan mengundang peserta dari Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Kaltim, Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Kaltim, Koalisi Kependudukan Indonesia (KKI) Kaltim, organisasi perangkat daerah (OPD) kabupaten/kota yang membidangi KB dan Dalduk, serta satgas yang sudah terbentuk.
Kepala Kantor Perwakilan BKKBN Kaltim, Sunarto memaparkan, workshop ini diharapkan mampu membuat Policy Brief yang berasal dari masukkan atau tambahan saran, terhadap kebijakan yang dibuat oleh person in charge (PIC) atau penanggung jawab yang telah ditunjuk dalam upaya percepatan penurunan angka stunting.
"Setelah hal ini (Policy Brief) terbentuk atas masukkan dan sumbang saran dari para peserta, ini bisa menjadi titik awal atau landasan bagi kepala daerah di provinsi atau kabupaten dan kota untuk membuat kebijakan tentang penanggulangan stunting, baik di tingkat provinsi sampai ke kecamatan dan kelurahan atau desa," tutur Sunarto, Senin (19/9).
Sunarto berharap masukan yang diberikan oleh petugas yang akan turun langsung ke lapangan ini mampu ditindaklanjuti oleh pemerintah provinsi, pemerintah kota dan kabupaten sampai ke desa sehingga dapat merumuskan kebijakan dalam hal percepatan penurunan stunting sesuai porsinya.
"kami diberi target sampai tahun 2024 angka stunting harus berada di angka 14 persen. Semoga dengan segala proses yang kita lakukan ini, hal tersebut dapat tercapai," tandasnya.
Benua Etam
Terima Silaturahmi Masyarakat Umum, Gubernur Kaltim Berikan Santunan Kepada 1.000 Penerima19 Sep 2022