KPFM SAMARINDA - Diskusi publik bertema "Politik dan Ekonomi Kita, Hari ini dan Nanti" dalam acara Irwan Legislative Club (ILC) pada Minggu (1/3/2020) malam di Hotel Harris Samarinda diwarnai debat narasumber.
Tokoh Akademisi dan Pengamat politik, Rocky Gerung yang turut hadir, sebagai salah satu dari 8 narasumber pada acara ini, terlibat debat dengan Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo), Kaltim Slamet Brotosiswoyo dan Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kaltim Makmur HAPK.
Rocky menilai, rencana pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) tak sekedar persoalan memindahkan pusat pemerintahan, namun juga memboyong segala permasalahan, termasuk lahan basah yang menggiurkan para koruptor.
"Ibu kota negara itu artinya mengundang kebisingan, mengundang perkelahian. Tidak ada orang bisa pacaran di suasana perkelahian politik. Memang kalau IKN dipindahin ke sini, koruptor tidak ikut pindah? Pindah, karena dia mau ketemu orang buat nyogok," papar Rocky.
Lebih lanjut Rocky memandang, alih-alih sebagai IKN, Kaltim lebih pantas menyandang ibu kota dunia dalam hal riset dan keragaman hayati.
"Kita hari ini sedang bergembira karena IKN akan dipindahkan ke Kaltim. Kenapa kita tidak bilang jadikan Kaltim itu ibu kota dunia, ibu kota burung, ibu kota oksigen, bukan ibu kota pemerintahan. Ibu kota keajaiban dunia karena ada paru-paru dunia. Itu yang harus kita sosialisasikan berpikir ke depan. Milenial harus melihat itu sebagai kegembiraan baru," ujarnya.
Rocky Gerung pun mempertanyakan urgensi pemindahan IKN yang menuai ketidaksetujuan beberapa narasumber lain.
“Saya sangat setuju kalau Kaltim menjadi Ibu Kota. Tapi, menjadi ibu kota riset. Bukan ibu kota untuk transaksi antar partai, untuk perpindahan koruptor dari Jakarta ke Kaltim untuk transaksi,” ujarnya kala menyampaikan pernyataan sebelum didebat.
“Kaltim sebagai tempat penelitian biodiversity, sebagai ibu kota paru-paru dunia, Ibu Kota bagi para makhluk hidup dunia. Itu sebenarnya yang kita mau. Tapi, ini bukan ditanam pohon malah ditancap beton,” lanjutnya.
Ketua DPRD Kaltim Makmur HAPK dan Ketua APINDO Kaltim Slamet Broto Siswoyo akhirnya tak tahan dan segera menyanggah kritik pedas mengenai kebijakan pemerintah memindahkan IKN.
Menurut Ketua APINDO Kaltim, Slamet Broto Siswoyo, hal yang dikatakan Rocky, bisa saja menimbulkan resistensi terhadap pembangunan IKN di Kaltim yang secara tak langsung menghasut warganya untuk tak mendukung pemindahan IKN ini.
"Saya minta Bung Rocky jangan seperti itu. Menghasut masyarakat untuk menolak. Semisal Rocky ini jadi presiden, saya mau tanya, apa yang anda akan lakukan,” ucapnya.
Rocky Gerung pun santai menjawab pertanyaan tersebut, "Saya tidak perlu tunggu jadi presiden untuk mengetahui setiap semen yang ditanam di ibu kota baru, sekian banyak jenis cacing punah, sedemikian banyak ular kabur dari situ. Dan satu waktu nanti di 100 atau 200 tahun nanti goa-goa yang ada di Sangkulirang itu, bukan tapak tangan tapi lukisan Pinokio," ungkapnya.
Tanggapan tersebut nyatanya membuat Ketua DPRD Kaltim, Makmur HAPK tak tahan untuk menyanggah. Mengaku banyak tak setuju bahwa pemindahan IKN ke Kaltim, akan memberi dampak ekologis sampai dengan kerusakan hutan, Makmur menimbang, bahwa adanya IKN di Kaltim merupakan kesempatan untuk sejahtera yang dapat dilihat dari banyaknya manfaat dan positif yang didapat kelak.
"Mau majukan Kaltim, dibenak saya 5 tahun saja fokuskan pembangunan infrastruktur. Maka pertumbuhan akan mengikuti. Yang saya minta keseimbangan pembangunan kaltim sejalan dgn IKN. IKN urusan pusat. Banyak wisata kita. Tapi daya dukungnya tidak ada. Kesempatan kerja masyarakat kaltim. CSR perusahaan harus membangun SDM sekitar," ujar Makmur.
Wilayah strategis guna membangun IKN kondisi lahannya, menurut Makmur, merupakan kawasan yang berstatus Hutan Tanam Industri (HTI). Kalaupun dipertahankan sebagai HTI, Makmur juga sangsi hal itu akan memberi dampak besar kepada pendapatan negara.
"Jadi yang perlu diketahui itu, tidak semua wilayah Kaltim itu adalah hutan. Kalau ditarik dari Samarinda ke Berau misalnya, mungkin ada sedikit di Berau," pungkasnya.
Sementara itu, Anggota DPR RI Dapil Kaltim Irwan Fecho justru menyebut suara-suara resisten atau penolakan dari Kaltim, terhadap rencana pemindahan IKN harus tetap dihidupkan.
"Supaya apa, ya supaya pembahasan RUU dan kebijakannya jadi lebih hati-hati dan mempertimbangkan masyarakat Kaltim juga. Jangan sampai saudara kita di Aceh, di Sumatera lebih cepat sampai ke IKN, ketimbang saudara kita dari Berau dari Mahulu (Mahakam Ulu. Kan ironis," terangnya.
"Tidak apa-apa. Itu malah bagus. Itu memberikan pengayaan wawasan kita. Saya malah senang. Malah saya yang mengundang Rocky hadir. Harusnya, Gubernur Kaltim Isran Noor hadir untuk mendengarkan. Semoga saja, melalui media beliau melihat acara malam ini,” tutupnya.
Penulis: Reporter Magang
Editor: Maul
Benua Etam
Terima Silaturahmi Masyarakat Umum, Gubernur Kaltim Berikan Santunan Kepada 1.000 Penerima02 Mar 2020