968kpfm, Samarinda - Harga komoditi telur ayam di Kota Tepian secara perlahan mengalami kenaikan. Para pedagang mulai merasakan kenaikan ini sejak sepekan terakhir.
Salah satu pedagang di Pasar Segiri, Kahar (35) menuturkan, normalnya harga ayam telur berada di angka Rp 45 ribu hingga Rp 47 ribu per piring untuk ukuran kecil.
Sementara ukuran besar seharga Rp 55 ribu per piring. Namun terhitung pada Kamis (25/8), harga telur ayam untuk ukuran kecil yaitu Rp 58 ribu dan ukuran besar Rp 62 ribu per piring.
Harga tersebut, kata Kahar, kemungkinan akan kembali melonjak pada pekan depan. Tentu kenaikan harga komoditi telur saat ini merupakan yang paling tinggi jika dibandingkan dengan harga saat hari besar keagamaan.
Akibatnya, Kahar mengalami penurunan omzet hingga lima persen imbas melonjaknya harga telur ayam.
"Berdasarkan informasi yang kami peroleh dari peternak telur ayam, kenaikan ini terjadi karena produksi telur yang berkurang. Selain itu permintaan terhadap telur ayam mengalami peningkatan karena adanya bantuan sosial dari pemerintah. Sehingga mau tidak mau kami harus mengikuti harga di (Pulau) Jawa, jika tidak kami tidak akan mendapat pasokan telur," ungkap Kahar.
Hal yang sama turut dirasakan pedagang jajanan pentol telur, Rozikin (34). Pria yang kerap berjualan di berbagai SD tersebut, harus mengeluarkan biaya produksi lebih besar imbas kenaikan harga telur.
Biasanya dalam sehari, ia membutuhkan tiga piring telur dengan biaya Rp 150 ribu.
"Kini harganya satu piring Rp 60 ribu. Jadi saya bisa mengeluarkan biaya untuk membeli telur seharga Rp 180 ribu. Tetapi karena ini cuma jajanan ringan, maka saya tidak menaikkan harga. Paling saya hanya siasati dengan mengurangi sedikit penggunaan telur," imbuhnya.
Kedua pedagang ini pun berharap agar ada intervensi dari pemerintah untuk menstabilkan kembali harga telur ayam di pasaran. Sehingga pedagang dan masyarakat tidak terlalu berat untuk membeli komoditi yang tinggi akan protein tersebut.
Sementara itu, Kepala Dinas Perdagangan (Disdag) Kota Samarinda, Marnabas Patiroy saat dikonfirmasi KPFM membenarkan bahwa harga telur ayam mengalami sebesar 20 persen. Menurutnya, meroketnya harga telur ditengarai kenaikan harga pangan ayam di seluruh Indonesia.
"Harga per butir normalnya dari Rp 1.800, namun sekarang sudah tembus Rp 2.200 per butir. Kenaikan ini sudah tidak rasional lagi," singkatnya.
Lebih lanjut, Marnabas masih akan menelusuri penyebab pasti kenaikan harga telur ayam dan pakan ternak ini. Jika memang sudah diketahui, Marnabas tidak menutup kemungkinan untuk melakukan operasi pasar guna menstabilkan harga telur ayam.
"Ini kami juga baru dapat informasi juga harga telur melonjak tajam. Kami akan cari dulu akar masalahnya apakah di proses distribusi atau pakan ternaknya. Barulah nanti akan ada tindakan untuk menstabilkan harga," pungkasnya.
Benua Etam
Terima Silaturahmi Masyarakat Umum, Gubernur Kaltim Berikan Santunan Kepada 1.000 Penerima25 Aug 2022