968kpfm, Samarinda - Hari Ayam dan Telur Nasional (HATN) seharusnya jatuh setiap tanggal 15 Oktober. Akan tetapi, akibat pandemi Covid-19 yang mewabah di seluruh Indonesia, akhirnya rangkaian peringatan HATN ke-10 diundur menjadi tanggal 18 November 2020. Meski mengalami penundaan jadwal, peringatan HATN sendiri dipastikan akan tetap semarak. Hal tersebut diungkapkan oleh Ketua PINSAR Kaltim, Zamroni Yusro, saat menghadiri dialog khusus Hari Ayam dan Telur Nasional ke-10 yang disiarkan di Samarinda Televisi (STV) dan Radio KPFM Samarinda, Selasa (17/11/2020).
Pria yang akrab disapa Zamroni ini mengatakan, saat ini masyarakat membutuhkan fisik dan stamina yang kuat agar mampu bertahan di tengah pandemi Covid-19. Oleh sebab itu, penting bagi masyarakat agar tetap dalam kondisi prima dengan mengkonsumsi makanan bergizi seperti daging ayam dan telur.
"Memang saat ini konsumsi daging ayam dan telur di Kaltim masih cukup tinggi, tapi hanya di beberapa wilayah saja. Jadi, kami ingin mendorong agar konsumsi daging ayam dan telur di Indonesia, khususnya Kaltim meningkat, serta bertujuan agar pemerintah dan pengusaha bisa sama-sama membangun peternakan di Kaltim menjadi lebih maju," ungkap Zamroni, Selasa (17/11/2020).
Dalam dialog kali ini, hadir pula National Technical Advisor FAO ENCAD Indonesia, Alfred Kompudu yang memberikan data konsumsi daging ayam dan telur dengan skala nasional. Menurut Alfred, produksi telur dan daging ayam di Indonesia sebenarnya sudah mengalami surplus. Hanya saja yang menjadi masalah adalah daya konsumsi masyarakat terhadap dua komoditi tersebut masih sangat rendah. Berdasarkan data saja, konsumsi daging ayam masih di angka 10 Kg per kapita, sementara telur baru 110 butir per kapita per tahun. Bandingkan dengan Malaysia yang konsumsi daging ayamnya berada di angka 40 Kg per kapita dan 300 butir per tahun per kapita.
"Mereka sangat jauh sekali jaraknya dari kita, sehingga kegiatan ini (HATN) sangat baik untuk mengedukasi masyarakat agar tingkat konsumsi dua komoditi ini dapat meningkat," singgung Alfred.
Sementara itu, Kabid Pengembangan Kawasan dan Usaha Peternakan Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Kaltim, I Gede Made Jaya Adhi, konsumsi masyarakat untuk komoditi daging ayam dan telur di Kaltim masih fluktuatif. Khusus di Kaltim sendiri, konsumsi daging ayam memang masih cukup tinggi di angka 65 juta ekor per tahun, dan pasokan ayam masih dapat dikatakan sangat terpenuhi oleh para peternak lokal.
"Bahkan kami masih mengalami surplus sehingga masih bisa diekspor ke tempat lain," ucap Made.
Sayangnya hal tersebut berbanding terbalik dengan komoditi telur ayam. Made menyebutkan, kaltim sendiri harus mengimpor telur ayam dari daerah lain karena minimnya peternak yang menggeluti bisnis ayam petelur. Minimnya investasi di bidang ini menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi persediaan dan konsumsi telur di Benua Etam.
"Investasi untuk ayam petelur memang tinggi di awal, tapi setelahnya sama saja. Inilah yang ditakutkan oleh pengusaha ayam petelur. Sehingga melalui kegiatan ini kami membuka peluang bagi pengusaha untuk berbisnis komoditas tersebut disini, apalagi nantinya Kaltim akan menjadi IKN dan permintaan semakin meningkat," paparnya.
Upaya mengubah kebiasaan masyarakat untuk mengkonsumsi daging ayam dan telur menjadi suatu tantangan tersendiri bagi pemerintah dan pihak terkait yang terlibat. Berbagai cara pun digunakan, seperti halnya menunjuk duta ayam dan telur untuk memberikan edukasi kepada masyarakat terkait hal ini. Offie Dwi Natalia dan Andi Ricki Rosali pun ditunjuk untuk menjadi Duta Ayam dan Telur Indonesia guna memberikan pemahaman positif kepada publik mengenai dua komoditi ini.
"Intinya kami berdua ingin meningkatkan minat konsumsi ayam dan telur di indonesia. jadi disini kami ingin berperan aktif, dimana tidak hanya untuk pengusahanya saja tapi kita sebagai generasi muda harus bisa berkontribusi lebih untuk meningkatkan konsumsi ayam dan telur di Indonesia," kata Offie.
"Stigma negatif juga kerap diberikan kepada dua komoditi ini, sehingga mengurangi tingkat konsumsinya. Oleh karena itu, kami akan terus menggalakan kepada masyarakat agar meningkatkan konsumsi daging ayam dan telur, terutama mengedukasi masyarakat mengenai kelebihan dari dua bahan makanan ini," sahut Andi.
Sebagai rangkaian kegiatan HATN, seluruh pihak yang terlibat pun telah menggelar aksi sosial dengan membagikan daging ayam dan telur gratis kepada masyarakat di 5 wilayah di Samarinda dan Kutai Kartanegara. Lebih lanjut, puncak kegiatan sendiri akan digelar pada Rabu (18/11/2020) dengan menggelar webinar yang bisa diikuti masyarakat dengan cara mendaftar, ataupun mendengarnya di Radio KPFM Samarinda.
Penulis: Fajar
Editor: Maul
Benua Etam
Terima Silaturahmi Masyarakat Umum, Gubernur Kaltim Berikan Santunan Kepada 1.000 Penerima18 Nov 2020