KPFM SAMARINDA - Setelah 16 hari menghilang, anak bungsu dari pasangan Bambang Sulistyo (37) dan Meli Sari (30), Yusuf Ahmad Gazali (4), ditemukan dalam kondisi mengenaskan di sebuah anak Sungai Karang Asam, tepatnya di Jalan Pangeran Antasari II, Gang 3 RT 30, Kelurahan Teluk Lerong Ilir, Samarinda Ulu, pada Minggu (8/12/2019), sekitar pukul 08.00 Wita.
Sebelumnya jasad tersebut ditemukan tanpa identitas oleh seorang warga bernama Ika. Awalnya, Ika melakukan aktifitas rutinnya setiap pagi yaitu membuka jendela rumahnya. Setelah membuka jendela bagian kanan rumahnya, Ika melihat sesosok jasad balita tengah tersangkut di sungai dekat rumahnya.
"Awalnya saya pikir sampah, tapi saat saya panggil suami untuk mengecek, ternyata benar itu jasad balita dengan kondisi sudah tidak ada kepala, dan bagian tangan serta kaki sudah tidak utuh," ungkap Ika, Minggu (8/12) pagi.
Setelah memastikan bahwa itu merupakan jasad balita, Ika bersama suaminya memberitahukan hal ini kepada RT setempat, untuk selanjutnya melaporkannya kepada pihak kepolisian.
"Saya langsung memberitahukan RT, kemudian mereka melaporkannya ke polisi," imbuhnya.
Setibanya petugas kepolisian di lokasi penemuan, Jasad tersebut langsung dievakuasi ke kamar mayat Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) A.W. Sjahranie Samarinda. Kanit Reskrim Polsekta Samarinda Ulu, Ipda Muhammad Ridwan menyebutkan, jasad tersebut diduga berusia dibawah lima tahun.
"Melihat dari kondisi jasad yang sudah tidak utuh, kemungkinan sudah 10 hari seperti ini" sebut Ridwan, Minggu (8/12) pagi.
Teridentifikasi Dari Pakaian Korban
Tiba di kamar mayat, pihak rumah sakit langsung melakukan visum terhadap jasad balita tanpa identitas tersebut. Kedua orang tua Yusuf yang mendengar kabar ada penemuan mayat balita, langsung menuju kamar mayat RSUD A.W. Sjahranie untuk memastikannya.
Bambang dan Meli Sari melihat jasad tersebut dengan seksama, untuk benar-benar memastikan bahwa jasad yang ditemukan ini merupakan tubuh Yusuf. Awalnya, kedua orang tua Yusuf belum bisa memastikan bahwa jasad tersebut merupakan anak bungsunya, mengingat kondisinya yang sudah tidak utuh.
Namun, setelah pakaian yang dikenakan korban dibersihkan oleh pihak rumah sakit, ibunda Yusuf, Meli Sari, langsung mengenali pakaian yang terakhir kali dikenakan Yusuf sebelum hilang. Baju berwarna merah tua dengan gambar Monas, serta celana berwarna putih, menjadi penanda bahwa jasad tersebut adalah Yusuf.
Kaki Meli Sari pun langsung bergetar mengetahui jasad tanpa kepala itu merupakan anaknya. Tangis keluarga tidak terbendung lagi setelah Meli Sari mengenali pakaian Yusuf. Mendengar hal itu, keluarga beserta kerabat korban secara bergantian mencoba menenangkan ibunda Yusuf.
Paman korban, Lukman, mewakili pihak keluarga mengatakan, pihak keluarga baru bisa memastikan bahwa itu jasad Yusuf sekitar pukul 16.00 Wita. Kondisi jasad yang sudah tanpa kepala, kedua telapak kaki, dan tangan kanan yang sudah tidak utuh, menghambat proses identifikasi korban.
"Setelah pakaian korban dibersihkan, barulah kami mengenali bahwa itu pakaian Yusuf," ujar Lukman, Minggu (8/12) malam.
Awalnya, pihak keluarga menolak untuk melakukan autopsi kepada jasad Yusuf, mengingat kondisinya yang sudah tidak utuh lagi. Namun, setelah dibujuk oleh pihak kepolisian melalui Kasat Reskrim Polresta Samarinda, AKP Damus Asa, maka pihak keluarga akhirnya menyetujui hal tersebut.
"Sampai saat ini, kami akan berkoordinasi dengan pihak rumah sakit, untuk melakukan autopsi terhadap jasad tersebut," kata Damus, Minggu (8/12) malam.
Damus juga belum bisa memastikan bahwa penyebab kematian Yusuf karena ada unsur kesengajaan, mengingat tubuhnya yang sudah tidak utuh lagi. Damus menerangkan, pihaknya masih fokus untuk mengidentifikasi jasad tersebut, meskipun pihak keluarga telah menyatakan bahwa itu jasad Yusuf.
"Kami belum sampai kesitu (pembunuhan). Saat ini kami fokus mengidentifikasi jasad tersebut," tutupnya.
Setelah mengambil sampel DNA jasad Yusuf, pihak keluarga segera membawanya ke rumah duka untuk segera dimakamkan.
Dokumentasi : Istimewa / KPFM Samarinda
Penulis : Fajar
Editor : Agung
Benua Etam
Terima Silaturahmi Masyarakat Umum, Gubernur Kaltim Berikan Santunan Kepada 1.000 Penerima08 Dec 2019