Main Image
Ekonomi
Ekonomi | 03 Dec 2021

Inflasi Kaltim Capai 0,17 Persen, Dipicu Harga Tiket Pesawat

968kpfm, Samarinda - Bank Indonesia (BI) melaporkan bahwa inflasi di Kaltim rendah dan terkendali. Bahkan di bawah tingkat inflasi nasional.

Kepala Kantor Perwakilan (KPw) BI Kaltim, Tutuk SH Cahyono menerangkan, Indeks Harga Konsumen (IHK) Kaltim pada November 2021 tercatat inflasi sebesar 0,17% (mtm) lebih tinggi dibanding bulan sebelumnya sebesar 0,04% (mtm).

Kemudian, inflasi IHK Kaltim pada November 2021 tercatat sebesar 1,71% (yoy), lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya yang berada pada 1,91% (yoy) dan nasional yang berada pada pada 1,75%(yoy).

"Berdasarkan kelompok pengeluarannya, inflasi November 2021 utamanya bersumber dari kenaikan harga pada kelompok transportasi setelah pada bulan sebelumnya mengalami deflasi yang cukup dalam," kata Tutuk dalam rilisnya.

"Semakin dilonggarkannya persyaratan perjalanan dikarenakan telah melandainya penyebaran Covid-19 menjadi faktor pendorong inflasi pada kelompok transportasi," lanjutnya.

Tutuk menambahkan, kelompok transportasi tercatat mengalami inflasi sebesar 1,30% (mtm) setelah pada bulan sebelumnya mengalami deflasi sebesar 0,12% (mtm), dimana kelompok transportasi merupakan kelompok dengan tingkat inflasi tertinggi pada bulan ini.

Lebih lanjut, Tutuk mengatakan, tarif angkutan udara merupakan komoditas utama penyumbang inflasi Kaltim bulan ini dengan kenaikan harga sebesar 10,76% (mtm) dan andil 0,15% (mtm) terhadap pembentukan inflasi Kaltim.

"Syarat perjalanan terutama untuk moda transportasi udara yang semakin longgar dibandingkan bulan sebelumnya, mendorong masyarakat untuk kembali melakukan aktivitas perjalanan baik untuk melakukan perjalanan dinas maupun pribadi," sebut Tutuk.

Di sisi lain, kelompok makanan, minuman, dan tembakau tercatat masih mengalami deflasi. Kelompok makanan, minuman, dan tembakau tercatat deflasi sebesar 0,12% (mtm) tidak sedalam deflasi bulan sebelumnya sebesar 0,30% (mtm).

Adapun komoditas utama penyumbang deflasi dari kelompok tersebut adalah Kangkung dan Ikan Layang/Benggol.

"Kedua komoditas tersebut masing-masing mempunyai andil deflasi sebesar 0,06% (mtm) dan 0,04% (mtm) dengan tingkat penurunan harga mencapai 20,71% (mtm) dan 4,40% (mtm)," ujarnya.

Berlanjutnya deflasi pada komoditas pangan tersebut disebabkan oleh melimpahnya pasokan di tengah permintaan yang masih terpantau relatif stabil.

Sementara itu, koordinasi dalam kerangka Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) di wilayah Kalimantan Timur terus dilakukan guna menjaga stabilitas pasokan dan keterjangkauan harga.

"Pada bulan November 2021, telah dilakukan rapat koordinasi dalam rangka menjaga stabilitas harga dan ketersediaan barang kebutuhan pokok pada masa pandemi serta menjelang hari besar keagamaan nasional (HBKN) Natal 2021 dan Tahun Baru 2022," jelasnya.

BI Kaltim juga telah menyelenggarakan Workshop Penguatan Jaringan Distribusi Pangan serta Rakor dan Sinkronisasi Cadangan Pangan Pemerintah Daerah (CPPD).

Terakhir, terus diperkuat rencana kerjasama antar daerah (KAD) untuk pengendalian inflasi di Kaltim, baik melalui penandatanganan KAD komoditas sapi potong dengan NTT maupun rapat koordinasi rencana KAD dengan Sulawesi Barat.

Penulis: Maul

Share This Post
More News

Tap anywhere to start radio 96.8KPFM 🎵