Main Image
Ekonomi
Ekonomi | 05 Oct 2024

Inflasi Kaltim Naik, BI: Masih Terkendali Berkat Pengendalian Pangan

968kpfm, Samarinda - Tekanan inflasi di Kalimantan Timur (Kaltim) pada September 2024 menunjukkan peningkatan dibandingkan bulan sebelumnya. Inflasi tercatat mencapai 2,16 persen secara tahunan (year on year/yoy) dan 0,6 persen secara bulanan (month to month/mtm).

Meski mengalami kenaikan dibandingkan Agustus, tren penurunan inflasi sejak Mei 2024 masih berlanjut.

Kepala Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) Kaltim, Budi Widihartanto menerangkan, sejumlah faktor yang memengaruhi kenaikan inflasi, termasuk meningkatnya permintaan masyarakat serta kegiatan berskala nasional yang digelar di Kaltim, seperti acara MICE (Meeting, Incentives, Conferences, and Exhibitions).

“Selain itu, gangguan produksi dan distribusi akibat anomali cuaca juga berdampak pada kenaikan harga,” kata Budi, Selasa (1/10/2024).

Secara tahunan, inflasi indeks harga konsumen (IHK) Kaltim lebih tinggi dibandingkan inflasi nasional yang tercatat sebesar 1,84 persen yoy. Namun, Budi menegaskan bahwa inflasi di Kaltim masih berada dalam target nasional.

“Kelompok makanan, minuman, dan tembakau menjadi penyumbang utama inflasi. Komoditas seperti ikan layang, tongkol, kangkung, udang basah, dan bayam mengalami kenaikan harga akibat cuaca yang kurang mendukung,” jelasnya.

Meski demikian, inflasi sedikit tertahan oleh penurunan harga di sektor transportasi. Kelompok ini berkontribusi negatif sebesar 0,08 persen, sejalan dengan normalisasi harga angkutan udara setelah Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN).

Upaya pengendalian inflasi, menurut Budi, dilakukan melalui Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP).

Salah satu langkah yang ditempuh adalah penyaluran beras stabilisasi pasokan dan harga pangan (SPHP) di Kios Penyeimbang Inflasi di beberapa pasar besar di Samarinda.

BI juga memberikan dukungan berupa sarana dan prasarana kepada kelompok tani di Samarinda dan Kutai Kartanegara untuk memperkuat ketahanan pangan daerah.

“Pasar murah digelar di berbagai wilayah seperti Samarinda, Bontang, Kutai Kartanegara, dan Penajam Paser Utara. Ini dilakukan agar masyarakat tetap bisa mengakses bahan pangan dengan harga yang terjangkau,” ujar Budi.

Selain itu, subsidi ongkos angkut diberikan untuk memperlancar distribusi barang di pasar murah tersebut.

Koordinasi antara Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Kaltim juga diperkuat, terutama dalam pengawasan early warning system (EWS) pengendalian inflasi di Samarinda dan Berau.

Menurut Budi, high level meeting (HLM) yang digelar di Mahakam Ulu pada 23 September 2024 turut menjadi bagian penting dalam menjaga stabilitas harga di Kaltim.

Melalui strategi 4K (Ketersediaan Pasokan, Keterjangkauan Harga, Kelancaran Distribusi, dan Komunikasi Efektif), Budi optimistis inflasi di Kaltim dapat terus terkendali dan mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan di wilayah ini.

Penulis: Maul

Share This Post
More News

Tap anywhere to start radio 96.8KPFM 🎵