Ini Penjelasan Dinkes Samarinda Soal Kabar Biarawati Meninggal Karena Covid-19

KPFM SAMARINDA - Kabar mengenai biarawati berinisial M yang meninggal karena tertular virus korona di Rumah Sakit Dirgahayu sempat membuat heboh publik Kota Tepian.

Menurut Laporan Dinas Kesehatan (Dinkes) Samarinda, setelah dilakukan rapid test dan swab dari Balai Besar Laboratorium Kesehatan (BBLK) terhadap pasien itu, hasilnya negatif virus korona.

Sebelumnya, sempat beredar informasi bahwa yang bersangkutan meninggal pada 5 April 2020 di Rumah Sakit Dirgahayu Samarinda. Namun kematian suster tersebut yang disebabkan Covid-19, dibantah Dinkes.

"Ini yang beredar di media massa, salah seorang biarawati, M dikabarkan diduga meninggal akibat Covid-19, berita itu adalah tidak benar," kata Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Kota Samarinda, dr Osa Rafshodia dalam telekonferensi pers, Selasa (7/4/2020).

Osa mengatakan, biarwati tersebut melapor ke pusat layanan 112 pada 23 Maret setelah pulang dari Jakarta.

"Yang bersangkutan telah melakukan tes cepat dengan hasil negatif. Hasi swab PCR yang dikelurakan oleh laboratorium rujukan pemeritah pusat juga negatif. Sehingga dapat dipasitkan yang bersangkutan tidak menderita Covid-19," terangnya.

Osa melanjutkan, pihaknya mengirim sampel swab biarawati itu ke BBLK pada 5 April 2020, selepas yang bersangkutan meninggal dunia. Dia menambahkan, sampel swab tersebut diminta menjadi priorits sehingga hasilnya dapat diketahui cepat.

"Di Samarinda memang awal pemeriksaan swab bisa keluar dalam 1x24 jam. Sekarang sudah tidak bisa, kecuali itu prioritas," jelasnya.

Disebutkan Osa, Rumah Sakit Dirgahayu bukan tempat rujukan yang ditetapkan pemerintah menangani Pasien dalam Pengawasan (PDP) atau yang terkonfirmasi positif Covid-19.

"Rumah sakit yang menjadi rujukan adalah rumah sakit AW Sjahranie, sehingga semua kasus PDP itu akan dirujuk dan dirawat di RS AWS,” pungkasnya.

Penulis: Maul