968kpfm, Samarinda - Kaltim memiliki peran yang besar bagi negara dan bangsa ini secara nasional, walaupun anggaran yang diterima sampai saat ini terbilang kecil. Hal tersebut diungkapkan Gubernur Kaltim, Isran Noor.
Sayangnya selama ini peran Kaltim di nasional itu jarang diekspos pemerintah pusat. Adapun, kata Isran, peran yang dimaksud seperti pada tahun 2022 lalu, di mana Kaltim menjadi penghasil devisa dengan surplus perdagangan dan hanya dua provinsi yang terbesar, yakni Kalimantan Timur dan Jawa Barat.
Disebutkannya, Kalimantan Timur tahun lalu surplus 32 juta USD dan jumlah itu sudah mampu membiayai pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN), sebab lebih dari Rp 480 triliun. Sedangkan Jawa Barat juga mengalami surplus sebesar 32 juta USD, hanya saja jumlahnya lebih besar sedikit.
"Artinya kalau Menteri Keuangan mengumumkan, negara pecah rekor dengan cadangan devisa tertinggi selama 36 bulan terakhir, itu peran Kalimantan Timur sangat besar. Memang tahun 2019 hingga 2022 ekspor Kaltim bukan minus tapi surplus. Tapi hal itu tidak diumumkan," ungkap Isran Noor, Kamis (27/4).
"Kalau diumumkan takut kita akan menuntut banyak. Padahal tidak, pemerintah dan masyarakat Kalimantan Timur hanya menginginkan sebuah apresiasi saja, itu saja sebenarnya. Dan itu yang kita perjuangkan selama ini. Jadi kita berjuang bukan hanya untuk kepentingan masyarakat Kaltim tapi juga masyarakat di luar Kaltim," sambungnya.
Sampai tahun 2023, lanjutnya, total penerimaan Provinsi Kalimantan Timur termasuk kabupaten dan kota itu lebih dari 100 persen. Biasanya hanya Rp 30,31 triliun dan tahun 2023 mencapai Rp 67 triliun.
"Lumayan walaupun kecil," akunya.
Saat ini Kaltim masih berjuang mendapatkan peningkatan penerimaan daerah, salah satunya penerimaan dari sumber daya alam berupa kelapa sawit. Hal ini sudah dibahas dalam rapat di Komisi 11 DPR RI dan sudah diatur Menteri Keuangan, yaitu 60 persen untuk daerah penghasil, 20 persen untuk provinsi, serta 20 persen untuk daerah yang berbatasan dengan daerah penghasil.
"Misalnya daerah penghasil kelapa sawit adalah Kabupaten Kutai Kartanegara, maka Kota Samarinda mendapat 20 persen, tapi untuk Kutai Timur, Penajam Paser Utara dan Kutai Barat itu tidak mendapatkan, karena kabupaten tersebut juga penghasil kelapa sawit. Ini usaha-usaha kita yang sudah dilakukan secara bersama-sama," paparnya.
Selain itu, masih ada peluang lain yang bisa didapatkan, seperti menjual karbon dan Provinsi Kaltim mendapatkan kompensasi dari World Bank untuk 22 juta metrik ton emisi karbon senilai 110 juta USD, atau lebih kurang Rp 1,6 triliun dan paling banyak dapat itu adalah Kabupaten Berau, termasuk kabupaten dan kota lainnya di Kaltim.
Penulis: Fajar
Editor: Maul
Benua Etam
Terima Silaturahmi Masyarakat Umum, Gubernur Kaltim Berikan Santunan Kepada 1.000 Penerima27 Apr 2023