Main Image
Tanah Air
Tanah Air | 23 Mar 2020

Isu Covid-19 Bikin Sejumlah Komoditas Alami Lonjakan Harga

KPFM SAMARINDA - Penyebaran wabah Covid-19 turut berimbas pada bahan pangan di sejumlah pasar di Kota Samarinda. Beberapa komoditas seperti bawang putih, gula pasir dan jahe dan temulawak, melonjak naik.

Gula pasir yang semula di angka Rp 15-16 ribu, kini menjadi Rp 17-18 ribu harga rata-rata di pasar Kota Tepian.

Kepala Dinas Perdagangan Kota Samarinda, Marnabas mengatakan, umumnya bahan pokok tersebut masih diangka normal di beberapa pasar dan grosir. Pada inspeksi mendadak (sidak) Rabu (18/3/2020) lalu, pihaknya mendapat temuan beberapa bahan pokok yang harganya naik.

"Harga telur, minyak goreng, beras, masih normal belum ada kenaikan. Hanya saja Bulog yang langka, karena harus menunggu impor. Kalau bawang ya naik juga, tapi masih aman," kata Marnabas.

Marnabas mengatakan, pihaknya telah membatasi pembelian gula. Satu orang hanya bisa membeli 1 kilogram. Dikatakan Marnabas, sudah jarang ditemukan pedagang yang menjual dengan Harga Eceran Tertinggi (HET) Rp 12.500. Namun di minimarket seperti Indomaret, masih ada.

"Kalau terlalu jauh dari HET itu tidak rasional, jadi hukum ekomoni berlaku sesuai kebutuhan dan permintaan," ucap dia.

Lebih lanjut Marnabas menerangkan, adanya kelangkaan ini terjadi karena distributor kecil biasanya hanya menyetok persediaan terbatas. Tidak seperti grosir yang menyediakan kebutuhan masyarakat dalam jumlah banyak.

"Seperti bawang merah, ada yang lapor langka dan naik, setelah dilakukan operasi pasar kembali turun. Jadi saya imbau masyarakat tidak perlu panik belilah sesuai kebutuhan, tidak usah berlebihan," ungkapnya.

Adapun dampak Covid-19 turut memengaruhi bumbu dan rempah-rempah. Seperti jahe yang mencapai Rp 100 ribu-125 ribu per kilogram di Pasar Segiri. Sebelum isu virus Corona tersiar, tumbuhan yang paling diincar di kondisi sekarang itu, hanya berkisar Rp 55 ribu per kilogram.

Sementara telur ayam berada di harga Rp 45-48 ribu per piring. Salah satu pedagang telur, Kaharuddin mengungkapkan dirinya tak banyak mengambil keuntungan dari hasil penjualan. Mengingat banyaknya pedagang lain yang berlomba-lomba menjual lebih tinggi dari biasanya.

"Telur ayam yang kecil Rp 45 hingga Rp 48 Ribu. Kalau Telur Bebek satu piring bisa mencapai Rp 70 sampai Rp 80 ribu. Ini juga menutupi kerugian jika banyak yang pecah. Karena kami distribusi dari Sulawesi dan Surabaya. Untungnya hanya lima ratus sampai Seribu rupiah," pungkasnya.

Penulis Reporter Magang
Editor: Maul

Share This Post
More News

Tap anywhere to start radio 96.8KPFM 🎵