968kpfm, Samarinda - Pemprov Kaltim menyatakan kesiapannya dalam melakukan verifikasi dan perhitungan ulang atas kelebihan emisi karbon yang dimiliki. Hal itu ditegaskan oleh Gubernur Kaltim, Isran Noor.
Dengan menggandeng lembaga terkait, kata Isran, World Bank atau Bank Dunia menyatakan kesiapannya dalam memfasilitasi kelebihan gas buang atau emisi karbon di Bumi Etam. Orang nomor satu di Kaltim ini menyambut baik atas komitmen Bank Dunia ini untuk menjual emisi karbon Kaltim pasca-realisasi kompensasi hingga 2025.
"Potensi emisi karbon yang dimiliki Kaltim hingga perhitungan akhir oleh tim World Bank melalui tim Program Forest Carbon Partnership Facility Carbon Fund (FCPF –CF) sebesar 30 juta ton emisi karbon," ungkap Isran, Jumat (24/3).
Sementara itu, pihak negara-negara donor hanya mampu memberi insentif sekitar 22 juta ton emisi karbon senilai 110 juta USD. Artinya, ujar Isran, Kaltim masih memiliki kelebihan atau sisa 8 juta ton emisi karbon. Apabila tidak ada tindak lanjut, maka kelebihan ini akan dilelang secara mandiri.
"Tapi World Bank tetap menawarkan memfasilitasinya," sebutnya.
Meski demikian, eks Bupati Kutai Timur ini tetap meyakini kelebihan emisi karbon Kaltim masih bisa dibeli oleh pihak swasta dari negara luar dengan harga yang lebih baik, mengingat Bank Dunia mematok harga gas buang pada harga 5 USD. Jika Kaltim melakukan lelang mandiri, bisa saja harganya lebih dari itu per tonnya. Namun, Kaltim tetap menaati mekanisme lelang atau pun tata aturan global terkait perdagangan gas emisi karbon.
"Ada perusahaan yang berminat, tapi kita belum berkomunikasi intensif dengan mereka. Tapi kita perlu verifikasi ulang untuk lelang nanti," singkatnya.
Hal senada disampaikan Sekretaris Daerah Provinsi Kaltim, Sri Wahyuni. Ia mengatakan bahwa perdagangan karbon dunia memiliki mekanisme yang harus diikuti dan Kaltim bisa masuk ke dalam sistem tersebut.
"Dana insentif dari program FCPF oleh Bank Dunia, bisa kita manfaatkan sebagai investasi. Kenapa disebut investasi? "Karena keberlanjutan program untuk kegiatan emisi karbon, sehingga diperlukan pembiayaan, tidak hanya verifikasi dan lelang, tetapi kegiatan-kegiatan lainnya dalam program FCPF itu sendiri," ucap Sri Wahyuni.
Untuk awal, dari 110 juta USD, telah dibayarkan oleh Bank Dunia sebesar 20,9 juta USD pada 2023 dan akan dilakukan secara bertahap hingga selesai pada 2025 mendatang.
Penulis: Fajar
Editor: Maul
Benua Etam
Terima Silaturahmi Masyarakat Umum, Gubernur Kaltim Berikan Santunan Kepada 1.000 Penerima24 Mar 2023