968kpfm, Samarinda - Satuan Tugas (Satgas) penanganan covid-19 Kaltim melakukan rapat evaluasi terhadap Instruksi Gubernur Kaltim Nomor 1 Tahun 2021 dan penerapan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) berbasis mikro di Ruang Rapat Tepian 2 Kantor Gubernur Kaltim, Jalan Gajah Mada, Samarinda, Rabu (17/2/2021).
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kaltim, Yudha Pranoto menyampaikan, Instruksi Gubernur Kaltim yang mengatur tentang program Kaltim Steril dan PPKM mikro bersifat koordinatif kepada kabupaten dan kota.
"Jadi pemerintah di kabupaten/kota bisa menindaklanjutinya menggunakan Perda (Peraturan Daerah) ataupun surat edaran. Setiap Kabupaten/kota ini kan punya karakteristiknya masing-masing, sehingga dalam penjabarannya tidak berpatokan penuh dengan Instruksi Gubernur ini," kata Yudha, Rabu (17/2).
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kaltim, Padilah Mante Runa membeberkan, dampak dari penerapan Kaltim Steril pada Sabtu-Minggu selama 2 pekan terakhir, dapat dirasakan. Dia berpendapat, satu minggu setelah pemberlakuan kebijakan itu, angka kasus harian yang awalnya menyentuh 900 kasus, saat ini telah turun di angka 300-400 kasus.
"Memang sudah terasa dampaknya bagi kami yang di hilir, tapi kelihatannya masih belum stabil ya," ucap Padilah.
Selain menyampaikan penurunan kasus, Padilah juga menyoroti perihal kebijakan Kaltim Steril bagi pedagang di pasar tradisional. Menurutnya, ketika hari biasa saja masih banyak pedagang yang tidak mengenakan masker. Dia menyebut, tingkat penularan yang paling tinggi berada di pasar tradisional.
"Kami tahu bahwa masyarakat sangat membutuhkan pasar untuk membeli kebutuhannya. Tapi jika tidak patuh pada protokol kesehatan, tentunya sangat membahayakan. Jika mereka membawanya (virus corona) ke rumah, maka terjadilah kaster keluarga," terang Padilah.
"Jadi saya berharap agar aparat terkait bisa melakukan penegakkan disiplin protokol kesehatan setiap hari, tidak hanya saat akhir pekan saja," sambungnya.
Senada dengan Padilah, Danrem 091/ASN, Brigjen TNI Cahyo Suryo Putro berpandangan, sejauh ini pasar tradisional menjadi tempat yang sulit menerapkan protokol kesehatan. Banyak pedagang yang tidak memakai masker, bahkan jika memakai pun tidak menutup secara sempurna.
"Jadi kalau kita hanya melakukan skema pendisiplinan di waktu tertentu itu tidak efektif. Kalau bisa ada petugas yang tongkrongi pasar, tapi jangan hanya melihat saja, makanya penting ada biaya untuk konsumsi mereka. Paling tidak dibagi jam kerjanya, saya rasa itu bisa efektif agar masyarakat disiplin menerapkan protokol kesehatan," tegas Cahyo.
Lebih lanjut, Cahyo juga meminta agar pihak terkait dalam hal ini yang mengurusi pasar tradisional lebih aktif melakukan sosialisasi, serta mengoptimalkan pengeras suara untuk menyadarkan masyarakat tentang penerapan protokol kesehatan.
"Jika sosialisasi dirasa kurang efektif, setidaknya himbauan itu mengusik telinga mereka dengan pengumuman itu. Mungkin dengan itu bisa merubah sikapnya agar bisa menerapkan protokol kesehatan," tandasnya.
Benua Etam
Terima Silaturahmi Masyarakat Umum, Gubernur Kaltim Berikan Santunan Kepada 1.000 Penerima17 Feb 2021