KPFM SAMARINDA - Teka-teki penyebab kematian jasad balita Ahmad Yusuf Gazali masih menjadi misteri bagi pihak keluarga. Sebenarnya kepolisian sudah menyimpulkan dugaan sementara, bahwa meninggalnya Yusuf akibat tercebur di saluran parit dekat dengan tempat penitipan PAUD Jannatul Athfaal, Jalan AW Syahranie, Samarinda.
Namun pihak keluarga masih belum dapat menerima. Bambang Sulistyo dan Melisari selaku orang tua Yusuf menganggap, ada sejumlah kejanggalan dalam kasus kematian putra bungsu mereka. Bambang menyebutkan, dirinya masih berharap kepolisian membuka kemungkinan lain terkait kasus kematian anaknya.
Permintaan tersebut akhirnya dipenuhi kepolisian. Salah satunya dengan melaksanakan autopsi dan mendatangkan dokter forensik dari Mabes Polri. Ditambah, polisi juga mendatangkan anjing jenis K-9 untuk mengendus jejak Yusuf sebelum meninggal dunia.
"Sudah ada langkah selanjutnya yang kami siapkan bersama tim pengacara di Jakarta, untuk mengetahui kebenaran terkait meninggalnya anak kami," papar Bambang, Rabu (19/2) siang.
Hanya saja, Bambang enggan untuk membeberkan kepada awak media langkah apa yang bakal diambil. Dia hanya menyebutkan bahwa istrinya yang berada di Jakarta, berencana untuk bertemu Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo.
"Kami tidak akan berhenti sampai di proses autopsi saja. Kami berencana bertemu Presiden untuk minta keadilan, kami sudah ada linknya untuk kesana," tegasnya.
Bambang berharap agar pihak kepolisian dapat mengembangkan kasus yang merenggut nyawa anaknya. Mengingat ada beberapa bukti tambahan yang sudah diserahkan pihak keluarga ke Polresta Samarinda.
"Buktinya belum bisa kami beritahu, kami enggak ingin kinerja polisi terganggu. Bukti itu untuk ungkap kemungkinan lainnya," ujar Bambang.
Terpisah, Wakapolresta Samarinda, AKBP Dedi Agustono, menyampaikan bahwa semua kemungkinan masih terbuka untuk menyelidiki penyebab kematian Yusuf.
"Semua kemungkinan masih bisa terbuka," kata Dedi, Rabu (19/2) sore.
Seluruh upaya telah dilakukan oleh Polresta Samarinda, terutama dengan menurunkan anjing pelacak untuk menelusuri jejak Yusuf. Saat diberikan sepatu milik Yusuf, hewan K-9 milik Polda Kaltim ini terus mengarah ke depan parit PAUD Jannatul Athfaal.
"Berkali kali kami coba hasilnya tetap sama. Tapi hasil ini tidak bisa menjadi dasar. Kami hanya gunakan sebagai alat bantu. Untuk pastinya, kita akan tunggu hasil dari forensik Mabes Polri," tutup Dedi.
Penulis: Fajar
Editor: Maul
Benua Etam
Terima Silaturahmi Masyarakat Umum, Gubernur Kaltim Berikan Santunan Kepada 1.000 Penerima20 Feb 2020