968kpfm, Samarinda - Penyebaran covid-19 di Kaltim semakin mengkhawatirkan. Pada Kamis, 8 Juli 2021 kasus harian mencapai 979 pasien. Rinciannya, Balikpapan melaporkan 262 kasus. Disusul Kutai Kartanegara 215 kasus dan Samarinda 148 kasus.
Selanjutnya, Berau 89 kasus, Kutai Barat 42 kasus, Kutai Timur 100 kasus, Paser 10 kasus, Penajam Paser Utara 24 kasus, dan Bontang 89 kasus.
Sementara Mahakam Ulu tidak melaporkan kasus covid-19. Total warga Kaltim yang pernah terinfeksi virus corona sejak pertama kali diumumkan pada Maret 2020 lalu hingga sekarang tembus 82.742 kasus.
Meningkatnya covid-19 membuat membuat sejumlah rumah sakit keteteran. Seperti di Rumah Sakit Samarinda Medika Citra (SMC). Fasilitas kesehatan yang berlokasi di Jalan Kadrie Oening memutuskan tak menerima pasien suspect maupun terkonfirmasi covid-19.
"Kapasitas ranjang bagi pasien Covid-19 ada 34. Sudah penuh sejak 3 hari terakhir," kata Manager Marketing Public Relations Rumah Sakit SMC Langoday Aldo saat dihubungi lewat saluran telepon, Kamis (8/7).
Aldo --sapaan akrabnya-- menyebutkan, hal lain yang membuat RS SMC tak menerima pasien covid-19 karena ketersedian obat menipis bagi pasien baru. Dia belum dapat memastikan sampai kapan situasi tak menerima pasien bergejala covid-19 ini berakhir.
"Belum bisa diprediksi. Kami masih menunggu ketersediaan obat anti virus untuk pelayanan medis," ungkapnya.
Menutup layanan inap bagi pasien covid-19 juga dialami Rumah Sakit Hermina Samarinda, Jalan Teuku Umar. Direktur Rumah Sakit Hermina Samarinda Boy Edward Wajong membenarkan hal ini.
Boy menjelaskan, RS Hermina Samarinda mengalami over kapasitas dari Bed Occupancy Ratio (BOR) yang ada yaitu 44 bed atau tempat tidur.
"Kami mengalami over kapasitas, pasien yang kami rawat sudah sebanyak 46 orang sejak kemarin (Rabu)," terang Edward ketika dikonfirmasi salah satu awak media di Samarinda via ponsel, Kamis (8/7).
Guna menyebutkan, kapasitas tempat tidur untuk pasien covid-19 akan ditambah sebanyak 15 bed. Menurut Boy, keputusan ini dilakukan karena rumah sakit rujukan covid-19 lain juga mengalami hal yang sama.
"Kami masih siapakan, mungkin dalam dua hari selesai. Di tempat lain juga sudah mulai penuh," tandasnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kaltim Padilah Mante Runa mengungkapkan bahwa penuhnya ranjang rumah sakit terjadi hampir di seluruh Indonesia. Bukan hanya Kaltim.
Padilah menerangkan menambah ranjang di rumah sakit bukan perkara mudah. Jika penambahan dilakukan, maka berpengaruh pula pada penambahan tenaga kesehatan.
Tenaga kesehatan saat ini, lanjut Padilah, jumlahnya terbatas. Apabila ingin mendirikan tenda darurat pun, maka bakal terhambat pada siapa yang bisa menjaga para pasien. Jika tetap dipaksakan, khawatirnya justru akan menelantarkan pasien.
"Ini nakesnya tidak ada. Malah yang ada itu tumbang. Maret lalu saat tinggi-tingginya, itu kita sampai 1 bulan mengumumkan perekrutan, yang mendaftar hanya 18. Mereka juga takut," sebut Padilah.
Menurut Padilah, jika RSUD AW Sjahranie juga mengalami kepenuhan ranjang, maka ada beberapa opsi yang bisa diambil. Misalnya ada pasien yang kondisinya sudah membaik, maka segera dipindahkan ke ruangan lain.
"Ruangan yang tadinya bukan untuk ruang Covid-19, akhirnya dibuka untuk pasien covid. Jadi pasien-pasien yang non covid tapi perlu opname, akhirnya ditunda. Sebab ruangannya dipakai. Begitu saja caranya. Bukan menambah tempat tidur tapi melebarkan area," tutup Padilah.
Penulis: Maul
Benua Etam
Terima Silaturahmi Masyarakat Umum, Gubernur Kaltim Berikan Santunan Kepada 1.000 Penerima09 Jul 2021