968kpfm, Samarinda - Tiga jaringan besar narkotika berhasil diobrak-abrik oleh Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) Kaltim sepanjang tahun 2022. Dari tiga jaringan itu, dua diantaranya merupakan jaringan nasional, serta satu lagi merupakan sindikat peredaran narkotika internasional.
Sebanyak 26 kasus tindak pidana narkotika dari ketiga jaringan tersebut dengan total tersangka sebanyak 47 orang berhasil dijebloskan ke hotel prodeo. Jika diklasifikasikan dari perannya, lima tersangka memiliki peran sebagai bandar, 20 orang pengedar, 12 orang kurir, lima perantara dan lima pengguna.
Kepala BNNP Kaltim, Brigjen Pol Edhy Moestofa memaparkan, barang bukti yang berhasil diamankan pihaknya sepanjang tahun 2022 adalah ganja seberat 8,5 kilogram senilai Rp 59,8 juta, 5,3 kilogram sabu-sabu senilai 7,96 miliar, tembakau Gorila seberat 11,96 gram, serta ganja cair (liquid).
"Untuk ganja cair (liquid) ini biasa digunakan pada rokok elektrik. Ada sekitar 12,7 mililiter yang kami amankan. Satu botolnya itu biasa berisi 30 mililiter dengan harga Rp 750 ribu," ungkap Edhy, Kamis (29/12).
Menambahkan keterangan dari Edhy, Kabid Pemberantasan BNNP Kaltim, Kombes Pol Djoko Poernomo membeberkan bahwa narkotika jenis ganja yang ditempatkan melalui media liquid ini merupakan metode baru yang digunakan. Dari penindakan yang diungkap pihaknya di Balikpapan, diketahui bahwa barang tersebut berasal dari Jawa Barat.
Saat pengungkapan pertama, jajaran BNNP Kaltim sendiri gagal mengidentifikasi kandungan ganja di dalam liquid yang mereka sita lantaran terlebih dahulu membuka segel pengaman liquid. Dijelaskan Djoko, ganja cair ini lebih cepat menguap ketika sudah dibuka. Oleh sebab itu saat pengungkapan kedua, pihaknya tidak membuka barang bukti yang ada dan langsung mengirimnya ke laboratorium di Surabaya.
"Hasilnya memang mengandung ganja. Jadi karena metode ini baru, maka kami melakukan kesalahan di awal karena gagal mengetahui polanya. Tapi untuk berikutnya kami sudah membaca polanya," imbuh Djoko.
Meski sudah ditemukan masuk ke Bumi Etam, namun Djoko menyebut bahwa peredaran liquid ganja ini belum banyak dan masih berkutat di luar Kaltim. Walau begitu BNNP Kaltim mencoba menggandeng seluruh stakeholder terkait untuk melakukan pengawasan agar metode penjualan ganja dengan media liquid ini bisa dideteksi secara dini.
"Memang tidak mudah untuk mendeteksi ini, tapi kami harus menjalin kerjasama untuk mempersempit ruang gerak mereka," tutup Djoko.
Penulis: Fajar
Editor: Maul
Benua Etam
Terima Silaturahmi Masyarakat Umum, Gubernur Kaltim Berikan Santunan Kepada 1.000 Penerima01 Jan 2023