KPFM SAMARINDA - Seorang warga binaan di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas II A Samarinda bernama Ahmad Syukur meninggal dunia usai mendapat perawatan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Abdul Wahab Sjahranie, Selasa (11/2/2020). Keluarga narapidana kasus penyalahgunaan narkotika itu melapor ke polisi karena menganggap kematiannya tak wajar.
Hendra Gunawan selaku kerabat keluarga Ahmad bercerita, kejanggalan kematian diketahui saat keluarga tengah memandikan jenazah. Ditemukan memar di beberapa bagian tubuh Ahmad. Merasa ada yang aneh dari kematian Ahmad, keluarga pun melaporkan kejadian ini ke Polresta Samarinda.
"Saat memandikan jenazah, ada bekas yang tidak wajar di sekujur tubuhnya, kemungkinan ada luka dalam," kata Hendra Gunawan, Selasa (11/2) sore.
Hendra menuturkan, tidak ada penjelasan dari pihak Lapas ataupun rumah sakit mengenai detail penyebab kematian Ahmad Syukur. Jika merunut dari peristiwa beberapa bulan lalu, kata Hendra, Ahmad Syukur pernah mengeluh sering disakiti. Hanya saja untuk detailnya almarhum tak pernah berkisah secara detail
"Dia sering cerita kalau disakiti, hanya saja tidak berani mengungkapkan siapa yang melakukannya," papar Hendra.
Sebelum menghembuskan nafas terakhir, Ahmad Syukur kerap keluar masuk klinik yang berada di Lapas Kelas II A Samarinda karena mengeluh kesakitan.
Dua orang perawat klinik Lapas, Eka Prasetya dan Dina Mustika menyatakan, warga binaan tersebut pertama kali mengeluh sakit pada bulan September 2019 karena gatal-gatal.
Pada Desember 2019, Ahmad Syukur kembali mengeluhkan sakit di bagian kaki dan lutut. Saat diperiksa oleh dokter dan perawat di Lapas, pria asal Tenggarong itu mengalami pembengkakan di kaki, wajahnya pucat, serta nyeri di ulu hati.
"Tidak ada keluhan di bagian tubuh lain. Memang kalau ada ciri-ciri gangguan ginjal itu biasanya mengalami pembengkakan di kaki," ungkap Dina Mustika, Selasa (11/2) sore.
Puncaknya pada Senin (10/2) sekitar pukul 16.30 Wita, warga binaan ini harus dilarikan ke rumah sakit karena kondisinya yang sudah sangat parah.
"Kondisinya sudah tidak bisa berjalan. Dia harus memakai kursi roda dan menggigil. Awalnya kami bawa ke rumah sakit terdekat, tapi karena harus opname maka kami rujuk ke RSUD AW Sjahranie," sahut Eka Prasetya.
Sayangnya, nyawa warga binaan ini tidak dapat tertolong lagi. Padahal sejak awal pihak klinik sudah mengetahui bahwa Ahmad Syukur menderita gangguan ginjal. Namun perawat tidak menjelaskan secara detail berapa jumlah kadar gulanya.
"Iya kami berasumsi ada gangguan di ginjalnya, ini ditegaskan oleh pihak rumah sakit, tapi mereka tidak memberikan detailnya," kata Eka.
Mendengar salah satu narapidana meninggal dunia, Kepala Lapas Kelas II A Samarinda, Muhammad Ilham Agung Setyawan mengaku terkejut. Terlebih, dirinya menerima telepon dari kepolisian mengenai adanya aduan pihak keluarga, yang merasa ada kejanggalan atas kematian warga binaannya tersebut.
"Saya dihubungi oleh polisi kalau ada warga binaan meninggal dan ada aduan dari pihak keluarga, kami tidak tau aduannya seperti apa," terang Ilham, Selasa (11/2) sore.
Perihal adanya dugaan pengeroyokan terhadap Ahmad Syukur, Ilham menyampaikan, sampai sore ini pihaknya sudah melakukan investigasi di dalam Lapas. Namun, berdasarkan keterangan kepala kamar perkara tersebut tidak pernah terjadi.
"Tapi informasi ini akan kami telusuri, dan akan kembali melakukan penyelidikan internal," ucap Ilham.
Meskipun pihak keluarga telah melaporkan kasus ini kepada kepolisian, Ilham menegaskan akan mengikuti proses hukum yang berlaku. Bahkan, pihaknya akan membantu kepolisian dalam menyelesaikan kasus ini.
"Kami ingin mencari jalan terbaik agar kasus ini bisa terselesaikan," tandasnya.
Saat ini, pihak keluarga tetap kukuh mendengar hasil peneyelidikan kematian Ahmad Syukur yang dianggap tidak wajar. Untuk itu, pihak keluarga menyatakan kesiapannya melakukan autopsi terhadap jasad Ahmad Syukur.
Benua Etam
Terima Silaturahmi Masyarakat Umum, Gubernur Kaltim Berikan Santunan Kepada 1.000 Penerima11 Feb 2020