968kpfm, Samarinda - Inflasi di Provinsi Kaltim selama periode Mei 2021 mencapai 0,23 persen. Hal ini merujuk pada Indeks Harga Konsumen atau IHK dua kota besar di Benua Etam --julukan Provinsi Kaltim-- yakni Samarinda dan Balikpapan.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Kaltim Anggoro Dwitjahyono mengatakan, inflasi di Kaltim terjadi karena peningkatan harga pada beberapa kelompok pengeluaran.
Menurut dia, inflasi Kaltim pada Mei 2021 cenderung rendah jika dibandingkan inflasi di periode yang sama, tahun 2019. Saat itu Kaltim tercatat mengalami inflasi sebesar 0,56 persen. Sedangkan pada Mei 2020 lalu, inflasi di Kaltim kembali ke angka 0,21 persen.
"Inflasi pada Mei 2021 misalnya disebabkan oleh kelompok transportasi yang menyumbang peningkatan harga sebesar 0,73 persen dan beberapa kelompok pengeluaran lain," kata Anggoro dalam rilis BPS Juni 2021, yang disampaikan via kanal YouTube BPS Kaltim.
"Hal ini dibarengi dengan kelompok stabil seperti perumahan, air, listrik termasuk kelompok bahan bakar," tambahnya.
Sementara itu, dalam rilis yang diterima KPFM, Kantor Perwakilan (KPw) Bank Indonesia (BI) Provinsi Kaltim melaporkan bahwa inflasi disebabkan adanya peningkatan permintaan masyarakat terhadap komoditas makanan dan transportasi di tengah momen Hari Besar Keagamaan Nasional atau (HKBN). Dalam hal ini Hari Raya Idulfitri 1442 Hijriah.
"Kelompok makanan, minuman, dan tembakau mengalami inflasi sebesar 0,48 persen (mtm) setelah pada bulan sebelumnya mengalami deflasi sebesar 0,29 persen (mtm)," tulis Tutuk dalam rilis itu.
Laporan Bank Indonesia lainnya, sejumlah komoditas pangan masih mengalami peningkatan harga sejalan dengan gangguan pasokan akibat cuaca yang kurang kondusif.
"Ikan layang dan ikan tongkol jadi komoditas pangan utama penyumbang inflasi Mei 2021. Kenaikan harga sebesar 5,87 persen (mtm) dan 10,16 persen (mtm) dengan andil inflasi masing-masing sebesar 0,05 persen (mtm) dan 0,03 persen (mtm)," jelas Tutuk.
Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kaltim terus berupaya menjalin sinergi dengan Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) di wilayah Kaltim. Guna menjaga stabilitas pasokan dan keterjangkauan harga.
"Terbukti dengan adanya pasar Ramadan pada 15 April hingga 11 Mei 2021 lalu, yang diselenggarakan Dispora Samarinda. Tujuan acara itu menyediakan bahan pangan terjangkau dan memperkenalkan transaksi non tunai dengan menggunakan QRIS kepada warga Samarinda," tutup Tutuk.
Penulis: Maul
Benua Etam
Terima Silaturahmi Masyarakat Umum, Gubernur Kaltim Berikan Santunan Kepada 1.000 Penerima14 Jun 2021