968kpfm, Samarinda - Sudah menjadi pemandangan yang lumrah ketika melihat antrean truk di beberapa stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) Kota Tepian. Antrean itu pada satu jenis bahan bakar minyak (BBM) saja, yakni jenis solar subsidi.
Minimnya pengawasan terhadap distribusi solar subsidi menjadi masalah yang harus diperhatikan. Tak jarang sopir truk yang berhak mendapat bahan bakar jenis ini harus gigit jari meski sudah antre berhari-hari.
Mereka yang seharusnya tidak berhak justru kebagian jatah untuk BBM jenis solar subsidi.
Sebagai upaya mengendalikan distribusi solar subsidi agar tepat sasaran dan mengurangi antrean, Pertamina mengeluarkan inovasi terbaru dengan memperkenalkan Fuel Card 2.0 di Kota Tepian.
Fuel Card keluaran terbaru ini akan dibagikan kepada sopir truk yang berhak menerima solar subsidi dengan melakukan registrasi terhadap nomor polisi.
Sales Branch Manager PT Pertamina Patra Niaga regional Kalimantan, Gusti Anggara Permana mengatakan, berbeda dari fuel card keluaran sebelumnya, kali ini terdapat tiga macam warna kartu yang diperkenalkan sesuai edisinya.
Hal ini disinyalir dapat memudahkan operator untuk melayani konsumen.
"Selain itu fuel card 2.0 ini sekarang memiliki verifikator dalam hal ini Pemkot Samarinda melalui Dinas Perhubungan (Dishub). Kartu ini akan memberikan pembatasan pengisian dalam satu hari sesuai segmentasi konsumen. Sehingga tidak ada lagi kendaraan yang mengisi berkali-kali di SPBU yang sama atau berdekatan," imbuh Gusti.
Gusti menambahkan, saat ini 13 SPBU di Kota Tepian sudah mengimplementasikan fuel card 2.0. Tidak hanya Samarinda, 5 SPBU di Balikpapan dan 2 SPBU di Paser juga menerapkan hal serupa. Bahkan beberapa SPBU di Kutai Kartanegara akan mengimplementasikan inovasi baru ini.
"Yang edisi lama akan kami tarik. Nanti mulai awal Juni semuanya sudah baru. Jadi untuk sementara kami pastikan semua sudah menerima kartunya dulu sambil diverifikasi, karena saat ini kami sedang fokus untuk arus mudik dan arus balik lebaran," tandasnya.
Inovasi dari Pertamina ini mendapat apresiasi tersendiri dari Wali Kota Samarinda, Andi Harun. Menurutnya semua pihak sudah bekerja keras untuk mengurangi dampak sosial akibat pola distribusi BBM jenis solar subsidi yang belum ideal. Dari hasil pengamatannya, ia menilai bahwa proses pengawasannya dalam distribusi kepada konsumen sudah bagus.
Namun semua ini tergantung dari Pertamina dalam melakukan pengawasan dan pengendalian. Percuma apabila teknologi canggih ini diterapkan apabila ada operator SPBU yang nakal. Tetapi seluruh pihak harus bisa percaya dan berharap sistem ini bisa mengurangi dampak sosial dari distribusi BBM jenis solar yang kurang tertata.
"Sistem ini memang solutif untuk mengatasi problem yang sering dilihat di Samarinda. Kita lihat apakah nanti antrean truk akan berkurang. Kalau berkurang kan berarti efektif. Semoga saja Samarinda bisa menjadi contoh kota yang berhasil mengurangi antrean solar subsidi di SPBU," pungkasnya.
Benua Etam
Terima Silaturahmi Masyarakat Umum, Gubernur Kaltim Berikan Santunan Kepada 1.000 Penerima28 Apr 2022